Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari

Pandemi Jadi Pelecut Atlet untuk Raih Medali

Foto : ANTARA/ ADITYA PRADANA PUTRA
A   A   A   Pengaturan Font

Grand Design yang telah dibuat Kemenpora menjadi sorotan dan poin positif di mata IOC. Secara keseluruhan, Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan mengatakan tidak menemukan kesalahan dalam proposal bidding Indonesia. Mereka juga menyatakan bahwa kita adalah kandidat yang sangat baik untuk menjadi tuan rumah Olimpiade usai melihat potensi besar yang ada di Indonesia.

Bagaimana KOI melihat peluang Indonesia bisa memenangkan bidding?

Penentuan tuan rumah Olimpiade bukan lagi melalui proses bidding, tetapi dengan pendekatan dialog. Ada targeted dialog, continous dialog, dan interested party. Posisi Indonesia ada di continous dialog, tepat berada di belakang targeted dialog, yaitu Brisbane karena mereka lebih dulu menyampaikan semua materi. Ibarat balap mobil, kita saat ini sedang mengejar Brisbane. Kita harus bisa mendahului Brisbane.

Modal kita apa saja kok berani mengajukan diri jadi tuan rumah Olimpiade?

Indonesia memiliki tiga modal kuat untuk menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade, sustainability (keberlanjutan), legacy (warisan), dan dukungan masyarakat. Ada parameter-parameter yang dijadikan dasar dalam proses pemilihan ini. Hampir semuanya terpenuhi oleh Indonesia. Contohnya sustainability adalah GBK. Itu dipakai di Asian Games pertama, kedua, dan insya Allah nanti di Olimpiade. Untuk legacy, kalau Indonesia jadi tuan rumah ini akan menjadi legacy-nya dunia dan IOC karena pertama kalinya diadakan di Asia Tenggara. Kalau di negara lain kan sudah sering, Brisbane sudah tiga kali.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top