Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Kesehatan Masyarakat

Pandemi Covid-19 Jangan Sampai Picu Wabah Lain

Foto : Antaranews

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan pandemi seperti Covid-19 memberi dampak langsung dan tak langsung terhadap munculnya wabah lain baik yang lama maupun baru.
"Ketika kita tidak belajar dari situasi pandemi ini, dari permasalahan yang ada, artinya kita mengundang timbulnya wabah lama dan baru," ujarnya kepada Koran Jakarta, Jumat (27/5).

Dia menduga, timbulnya wabah lama seperti hepatitis dan monkeypox tidak berarti virus berubah karakter. Bisa saja pandemi mengubah manusia menjadi lebih rawan terkena penyakit. "Dan dalam hal komposisi kerawanan dari populasi bisa jadi kelompok rawan semakin banyak," jelasnya.

Lebih lanjut, Dicky meminta adanya perbaikan sistem kesehatan atas situasi pandemi Covid-19. Menurutnya, pelonggaran protokol kesehatan tanpa perbaikan sistem hanya mengundang wabah baru baik lokal maupun global.

Dia menambahkan, perbaikan sistem kesehatan harus dilakukan semua negara secara bersama-sama. Mulai dari deteksi, fasilitas, SDM, hingga kesadaran masyarakat. "Pelan, tapi pasti kita harus perbaiki sistemnya," katanya.

Dicky menyontohkan, saat ini masyarakat seolah terbuai dengan pelonggaran protokol kesehatan setelah 2 tahun. Padahal, tanpa mengambil pelajaran justru situasi akan semakin buruk.

Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Yulia Sofiatin mengatakan, beragam kebiasaan baik yang dilakukan selama pandemi, tetap wajib dilakukan.

"Virusnya sebenarnya bukan sudah tidak ada, tetapi masih ada. Karena itu, kita harus lihat pengalaman negara lain yang euforia tidak pakai masker, tetapi kasusnya muncul lagi. Mudah-mudahan di kita jangan sampai seperti itu," terangnya.

Jalur Tepat
Sementara itu, tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden RI Abraham Wirotomo menilai Indonesia sudah berada di jalur tepat dalam mengakhiri pandemi Covid-19.

Hal itu mengacu pada pujian Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam menangani Covid-19, yang disampaikan pada acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7, di Badung, Bali, Rabu (25/5).

"Pujian dari PBB menunjukkan kita sudah dalam jalur yang tepat dalam mengakhiri pandemi Covid-19," kata Abraham, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Menurut Abraham, keberhasilan Presiden Joko Widodo sebagai pemegang kendali tertinggi penanganan pandemi Covid-19, telah membuat negara-negara dunia menjadi yakin bahwa situasi pandemi semakin terkendali. "Tidak mungkin tujuh ribu delegasi dari 185 negara berani datang ke Indonesia jika tidak yakin Indonesia berhasil mengendalikan Covid-19," tegasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara, Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top