Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kedaulatan Pangan

Palawija Andalan Petani Lebak

Foto : ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/nz
A   A   A   Pengaturan Font

LEBAK - Tanaman palawija komoditi jagung dan ubi kayu atau singkong saat ini telah menjadi andalan ekonomi petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. "Kami mendorong petani agar meningkatkan produksi komoditi jagung dan singkong. Sebab permintaan pasar cukup tinggi," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, Sabtu (4/6).
Menurut dia, pertanian komoditi jagung dan ubi kayu hingga kini jadi primadona petani karena mampu menyumbangkan pendapatan ekonomi cukup besar. Perputaran ekonomi komoditi jagung dan singkong mencapai miliaran rupiah per tahun. Rata-rata produksi 50.000 ton setahun.
Produksi komoditi jagung Januari-Mei tercatat 6.247 ton dari penanaman seluas 1.213 hektare. Sedang singkong 10.685 ton dari lahan 2.032 hektare. Untuk penghasil terbesar produksi jagung tersebar di Kecamatan Gunung Kencana, Cileles, Leuwidamar, dan Cimarga. Produksi ditampung perusahaan pakan PT Charoen Phohphand, Balaraja Tangerang dan PT Jaffa, Serang.
Perusahaan ternak pakan itu menerima berbentuk pipilan dan dijual 4.000 rupiah per kilogram. Jika produktivitas rata-rata 4 ton per hektare, maka pendapatan petani bisa mencapai 16 juta rupiah per hektare. Deni menambahkan, produksi singkong terbesar ada di Kecamatan Maja, Sajira, Cipanas, Rangkasbitung, Cibadak, dan Cimarga.
Produksi singkong, selain dipasok ke pasar Rangkasbitung, Tangerang, dan Jakarta, juga dijadikan aneka kerajinan makanan ringan serta dipasok ke pabrik tapioka di Lampung.
"Semua petani mengembangkan palawija jenis jagung dan singkong di lahan milik Perum Perhutani dan BUMN," kata Deni.
Dalam kesempatan ini, Ketua Kelompok Tani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak, Wawan, mengatakan sebagian besar warga telah menjadi petani jagung dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani. Saat ini, lahan seluas 1.000 hektare tersebut digarap masyarakat untuk ditanami jagung. Kondisi ini membuat petani setempat mampu meningkatkan kesejahteraan dan mencegah urbanisasi.
Petani yang mengembangkan tanaman jagung dua hektare bisa menghasilkan pendapatan 32 juta rupiah dengan produktivitas 4 ton per hectare. Produk ditampung dengan harga 4.000 per kilogram dalam jangka waktu empat bulan. "Kami panen jagung di sini diperkirakan Juli dengan tiga kali musim panen per tahun di lahan milik Perum Perhutani," kata Wawan. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top