Minggu, 17 Nov 2024, 23:10 WIB

Pakar Internasional UB: Xi Jinping Ingin Hindari Konflik Langsung dengan AS untuk Capai Dominasi Global Tiongkok

Pengajar Hubungan Internasional dari Universitas Brawijaya (UB), Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan, Xi Jinping ingin menghindari konflik langsung dengan AS demi mencapai hegemoni Tiongkok di panggung dunia.

Foto: Istimewa

MALANG - Presiden Xi Jinping, melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada Minggu (17/11), mengatakan, negara tersebut memiliku komitmen untuk menciptakan hubungan yang stabil, sehat dan berkelanjutan dengan Amerika Serikat.

"Komitmen untuk saling menghormati, hidup berdampingan secara damai dan kerja sama yang saling menguntungkan sebagai prinsip dalam menangani hubungan Tiongkok-AS tetap tidak berubah," kata Xi. 

Pernyataan itu ia sampaikan saat mengadakan pertemuan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden pada sela-sela KTT APEC di Lima, Peru, Sabtu (16/11).

Selama ini, hubungan Tiongkok-AS diketahui kurang harmonis terkait dengan sejumlah masalah, mulai dukungan AS terhadap Taiwan sebagai wilayah demokratis yang dianggap Beijing adalah bagian dari Tiongkok, hingga pasang surut perang dagang sejak era Presiden Donald Trump, hingga Presiden Joe Biden menjabat, dan
"ancaman" soal tarif impor 60 persen Trump yang kurang dari dua bulan lagi akan kembali
ke ruang oval Gedung Putih. 

Menanggapi pernyataan Xi, pakar Hubungan Internasional dari Universitas Brawijaya (UB), Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan, dalam konteks politik internasional, pernyataan pemimpin Tiongkok tersebut adalah bagian dari upaya untuk memastikan stabilitas dan kemanan negaranya ditengah kondisi dunia yang tidak menentu.

"Hal ini bisa didasarkan kepada kepentingan Tiongkok untuk menghindari konflik langsung dengan AS dan utamanya negara-negara barat. Kepentingan Tiongkok ini harus dilihat bahwa kondisi yang stabil dan damai, termasuk dalam frasa “hidup berdampingan” agar Tiongkok bisa lebih fokus untuk mengembangkan ekonomi nya dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kekuatan nasional," ungkapnya saat dihubungi. 

Menurut Adhi, stabilitas inilah yang menurut Xi Jinping bisa membuat Tiongkok terhindar dari gangguan external dan ancaman keamanan atau militer. 

"Strategi inilah yang digunakan Tiongkok untuk memastikan perkembangan internalnya agar hegemoni regional tidak terganggu dengan memperkuat hubungan diplomatik bilateral dan ekonomi dengan negara-negara di kawasan yang dianggap strategis oleh Tiongkok," pungkasnya. 

Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: