Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Geopolitik | Mi Instan Sumbang 2,56% Garis Kemiskinan Perkotaan dan 2,24% di Pedesaan

Pacu Diversifikasi Pangan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah perlu segera menurunkan kebergantungan gandum sehingga pengembangan pangan lokal perlu mendapat dukungan yang serius.

JAKARTA - Pemerintah harus mempercepat diversifikasi pangan lokal pengganti gandum untuk membendung bertambahnya angka kemiskinan. Sebab, akibat imbas geopolitik, harga pangan global diperkirakan terus naik ke depannya.

Direktur Center and Economic Law Studies (Celios), Bhima Yudhisthira, memperingatkan keputusan Russia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian di laut hitam bisa mempengaruhi pasokan gandum untuk industri makanan minuman (mamin) di dalam negeri.

Meskipun impor gandum Indonesia sebagian besar dari Australia dan hanya 166.758 ton dari Ukraina, tetapi efek berkurangnya suplai gandum Russia juga berdampak serius ke perebutan gandum di tingkat global.

"Harga gandum yang jelas untuk kontrak baru bisa naik, kemudian negara yang kekurangan stok akan beli juga dari Australia. Ini kalau tidak hati-hati bisa jadi rantai pasok gandum bergeser semua," ujarnya pada Koran Jakarta, Minggu (23/7).

Menurut Bhima, sebagian besar masyarakat miskin yang terbiasa makan mi instan, misalnya harus menanggung kenaikan harga apabila ada gangguan stok gandum. "Dari data kemiskinan per Maret 2023, mi instan menyumbang 2,56 persen garis kemiskinan perkotaan dan 2,24 persen di pedesaan," sebutnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top