Optimalkan Sektor Pariwisata Jadi Penyangga Ekonomi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/ Bappenas) Rachmat Pambudy
Foto: antaraJAKARTA - Pemerintah optimistis sektor pariwisata sangat bisa diandalkan sebagai penyangga perekonomian Indonesia. Sebab, sektor tersebut dinilai mampu mendatangkan efek berganda atau multiplier efect bagi perekonomian.
“Kita tahu bahwa wisatawan telah memberikan efek pengganda yang besar bagi perekonomian Indonesia. Jadi baik wisatawan internasional, wisatawan domestik itu justru sangat bisa kita andalkan sebagai penyangga pertumbuhan ekonomi kita. Kalau memang itu menjadi faktor penyangga dalam perekonomian kita, maka kita juga harus memberi perhatian yang baik kepada sektor ini,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/ Bappenas) Rachmat Pambudy dalam acara CORE Economic Outlook 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (23/11).
Hingga triwulan III-2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 10,7 juta dengan rata-rata pengeluaran 1.375,08 dollar AS per kunjungan. Untuk wisatawan nusantara (wisnus), per September 2024 melakukan 757,96 juta perjalanan.
“Sektor ini menjadi demikian penting. Karena itulah, maka pemerintah sekarang juga tidak hanya memberikan perhatian pada sektor pariwisata, tetapi juga menugasi khusus sektor pariwisata hanya membidangi kepentingan pariwisata,” ungkap Rachmat.
Belanja Wisatawan
Sebelumnya, pada Kamis (21/11), Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/ Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan jumlah kunjungan dan total devisa dari wisman di Indonesia masih kalah dibandingkan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Dia mencontohkan total devisa Indonesia sebesar 17 miliar dolar AS per tahun, sedangkan Thailand sudah mencapai 64,3 miliar dollar AS per tahun.
Contoh lainnya, indeks rata-rata belanja per kunjungan atau average spending index per arrival di Australia 5.100 dollar AS, Thailand 1.610 dollar AS, Singapura 1.060 dollar AS, sementara Indonesia baru 1.050 dollar AS.
“Oleh sebab itu, pada 2029, kita menginginkan kontribusi pariwisata bisa menghasilkan devisa nasional menjadi 32-39 miliar dolar AS, tenaga kerjanya (di sektor pariwisata) menjadi 29 juta orang, kontribusi PDB-nya (Produk Domestik Bruto) menjadi 5 persen, dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakatnya meningkat (14,4 persen),” kata dia yang akrab dipanggil Winny.
Dalam lima tahun mendatang, rata-rata pengeluaran wisman turut ditargetkan 1.600 per dollar AS, nilai investasi pariwisata 88,7 triliun rupiah, hingga kontribusi 13 Destinasi Pariwisata Prioritas/ DPP (10 DPP plus tiga destinasi regeneratif) 49,1 triliun rupiah.
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
Berita Terkini
- Libur Hari Natal, ASDP Catat 44.800 orang Tinggalkan Jawa menuju Sumatera
- Tingkatkan TKDN Laptop Nasional, Zyrex Gandeng UGM dan Xacti
- Tim SAR evakuasi enam pendaki tersesat di Gunung Ponteoa
- Menhut: Pendakian Semeru dibuka hanya sampai Ranu Kumbolo
- BMKG Imbau untuk Waspadai Gelombang Tinggi saat Libur Natal di Pantai Kalsel