Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemulihan Ekonomi | Hingga 2 November, Realisasi Program PEN Baru 51,9 Persen

Optimalkan Program Insentif

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia dinilai menjadi salah satu negara yang optimistis dalam menghadapi pandemi Covid-19. Penilaian tersebut didasarkan pada berbagai insentif yang diberikan pemerintah kepada dunia bisnis maupun masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Apa yang sudah pemerintah lakukan dalam bentuk insentif, asistensi, baik untuk masyarakat dan bisnis, itu berdampak positif," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, dalam Dialog Produktif bertajuk Kepercayaan Ekonomi saat Pandemi yang ditayangkan virtual, Kamis (5/11).

Soeprapto memaparkan bantuan pemerintah berupa kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupa pemberian dana sebesar 2,4 juta rupiah juga memberikan dampak optimistis terhadap masyarakat.

Namun, program insentif pemerintah sampai saat ini dinilai belum efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional. Pasalnya, penyalurkan berbagai insentif melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) saat ini belum mampu menyelamatkan Indonesia dari resesi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2020 minus 3,49 persen, lebih baik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 5,23 persen. Kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua triwulan berturut-turut ini membuat Indonesia resmi mengalami resesi.

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Bhima Yudhistira, menilai program stimulus yang tepat dan efektif dapat memulihkan keadaan perekonomian Indonesia dari resesi. "Yang harus dilakukan adalah merombak stimulus PEN yang dianggap tidak membantu sektor usaha, misalnya Kartu Prakerja, kemudian bantuan subsidi bunga dan penempatan dana di perbankan," kata Bhima.

Bhima menjelaskan stimulus tersebut dianggap tidak efektif untuk menyokong pergerakan ekonomi, seperti yang diharapkan pemerintah. Menurut dia, stimulus PEN dapat dialihkan pada industri atau jasa kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan bantuan subsidi untuk UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.

Tingkatkan Belanja

Bhima menambahkan bahwa meski pertumbuhan belanja pemerintah meningkat di atas 9 persen terhadap PDB, dari sebelumnya 8 persen, porsi belanja ini dinilai masih kecil. "Artinya, serapan belanja PEN ini selain nominalnya masih kecil, harusnya masih bisa ditingkatkan lagi," kata dia.

Karena itu, Bhima mendorong pemerintah meningkatkan porsi belanja, termasuk program PEN, agar pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2020 bisa meningkat dan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat.

Sebelumnya, Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan realisasi penyaluran program PEN hingga 2 November 2020 mencapai 366 triliun rupiah atau 51,9 persen dari total anggaran.

Baca Juga :
Pendampingan UMKM

Budi mengatakan PEN telah disalurkan lebih dari 150 triliun rupiah pada triwulan III sebagai dukungan menjaga defisit pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2020. Dia mengatakan Presiden sudah memberikan arahan agar anggaran PEN dapat disalurkan semaksimal mungkin pada triwulan keempat 2020.

"Kami berharap sisa anggaran PEN bisa diserap semua minimal 100 triliun rupiah bisa kita salurkan pada triwulan keempat," ujar dia. mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top