Optimalkan Program Insentif
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2020 minus 3,49 persen, lebih baik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 5,23 persen. Kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua triwulan berturut-turut ini membuat Indonesia resmi mengalami resesi.
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Bhima Yudhistira, menilai program stimulus yang tepat dan efektif dapat memulihkan keadaan perekonomian Indonesia dari resesi. "Yang harus dilakukan adalah merombak stimulus PEN yang dianggap tidak membantu sektor usaha, misalnya Kartu Prakerja, kemudian bantuan subsidi bunga dan penempatan dana di perbankan," kata Bhima.
Bhima menjelaskan stimulus tersebut dianggap tidak efektif untuk menyokong pergerakan ekonomi, seperti yang diharapkan pemerintah. Menurut dia, stimulus PEN dapat dialihkan pada industri atau jasa kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan bantuan subsidi untuk UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.
Tingkatkan Belanja
Bhima menambahkan bahwa meski pertumbuhan belanja pemerintah meningkat di atas 9 persen terhadap PDB, dari sebelumnya 8 persen, porsi belanja ini dinilai masih kecil. "Artinya, serapan belanja PEN ini selain nominalnya masih kecil, harusnya masih bisa ditingkatkan lagi," kata dia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya