Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Optimalkan Fasilitas Pembiayaan dari Perbankan

Foto : Koran Jakarta/Wahyu AP

Dukung UMKM - Pegawai Retail Sales Executive PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) tengah memonitor usaha nasabah UKM perajin batik binaan Mandiri Syariah milik Supriyatno (kanan) di Tengah Tani, Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Man¬diri Syariah berkomitmen mendukung segmen UMKM dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor riil.

A   A   A   Pengaturan Font

Masalah permodalan sering kali menjadi kendala utama bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan diri. Hal tersebut turut dirasakan Supriyatno, perajin batik asal Cirebon saat mulai merintis usahanya.

Sejak 1999, Supriyatno memulai usaha batiknya. Saat itu, dia bersama istri mendapat bantuan kain delapan potong dari orang tuanya. Kain tersebut diubahnya menjadi lembaran batik yang dinamainya Batik Reformasi karena kemunculannya berselang tak lama pacapergantian dari orde baru ke orde reformasi.

Seiring perjalanan waktu, usaha yang digelutinya tersebut mulai menampakkan hasil nyata. Usahanya terus menunjukkan tren perkembangannya.

Tak puas dengan capaian itu, pria berusia 42 tahun tersebut terus memperluas usahanya. Pada 2013, dia pun memutuskan mengajukan fasilitas pembiayaan ke Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) untuk modal usaha.

"Angsuran tidak memberatkan dan sesuai dengan ketentuan Islam," ungkapnya saat menerima peserta Media Gathering Bank Mandiri Syariah di rumahnya Kalitengah, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Untuk tahap awal, Supriyatno menerima fasilitas pembiayaan dari Mandiri Syariah sebesar 50 juta rupiah dan menjadi pelaku UMKM binaan anak usaha Bank Mandiri tersebut. Sampai sekarang, dia mendapatkan kucuran pembiayaan dari Mandiri Syariah sebesar 200 juta rupiah melalui empat tahap.

Modal yang didapatnya pun digunakan untuk mengembangkan usahanya. Dia bersama istri memutuskan menambah karyawan dengan harapan bisa meningkatkan volume produksinya.

Alhasil, produktivitas batik yang dihasilkan Supriyatno meningkat signifikan setelah mendapatkan suntikan dari Mandiri Syariah. "Sebelumnya, kami hanya mampu memproduksi bati 100 per potong per minggu, sekarag bisa sekitar 100 potong per hari," ungkapnya.

Bahkan, dia mampu meraup pendapatan rerata per bulan sekitar 20 juta rupiah. Angka tersebut tentunya cukup besar bagi industri rumahan, terlebih di tengah situasi ekonomi yang masih tak menentu.

Mampu Bersaing

Supriyatno pun memasarkan produknya ke sejumlah kota di Jawa. Selain Cirebon, batik Supriyatno juga dipasarkan ke Solo, Jawa Tengah. Meskipun Solo juga terkenal produksi batiknya, dia optimistis produknya mampu bersaing. "Batik kami mempunyai cirri khas Cirebon, yakni motif mega mendung dan kratonan," ujarnya.

Sementara itu, Area Manager Mandiri Syariah Cirebon, Jastra Ferdynan mengungkapkan Supriyatno merupakan satu dari sekian banyak mitra binaan Mandiri Syariah yang mampu mengembangkan usahanya. Untuk perajin batik Cirebon, mitra binaan Mandiri Syariah tercatat sekitar 10 perajin batik.muchammadismail/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top