Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Venezuela I Presiden Maduro Sebut Telah Ada Upaya Kudeta

Oposisi Serukan Aksi Protes

Foto : AFP/Federico PARRA

Bentrokan di Caracas l Garda Nasional Bolivarian yang mendukung pemimpin oposisi, Juan Guaido, menembakkan peluru ke udara untuk menghalau pasukan tentara yang loyal pada Presiden Nicolas Maduro, saat terjadi bentrokan di Caracas, pada Selasa (30/4). Dalam bentrokan ini dilaporkan sekitar 70 orang mengalami luka-luka.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah bentrokan antara demonstran pro-oposisi dan aparat keamanan terjadi di Caracas, Selasa (30/4). Bentrokan itu telah memanaskan kembali krisis politik di Venezuela.

CARACAS - Kelompok demonstran dilaporkan bentrok dengan polisi di jalan-jalan ibu kota Venezuela, Selasa (30/4) waktu setempat, setelah pemimpin oposisi, Juan Guaido, menyerukan militer untuk bangkit melawan pemerintahan pimpinan Presiden Nicolas Maduro. Menyikapi terjadinya bentrokan itu, Presiden Maduro mengatakan telah terjadi upaya percobaan kudeta.

Seruan Guaido, rencananya untuk menunjukkan adanya dukungan militer terhadapnya dan menyebut aksi turun ke jalan itu sebagai sebuah "operasi pembebasan".

"Hari ini, para serdadu dan patriot yang berani, warga yang menjunjung konstitusi, mengikuti seruan kami," kata Guaido dalam pernyataan video yang disebarkan lewat Twitter dan media sosial lain.

Sayangnya rencana tersebut mengalami kegagalan setelah terjadi kerusuhan di Caracas. dalam bentrokan antara para demonstran dan aparat keamanan yang masih loyal pada Maduro, dilaporkan ada sekitar 70 orang mengalami luka-luka.

Kegagalan itu disikapi Presiden Maduro sebagai kemenangan atas pemberontakan dan ia memberi ucapan selamat kepada militer karena berhasil mengalahkan kelompok yang bermaksud menyebarkan kekerasan melalui penggulingkan kekuasaan.

"Ini tidak akan dibiarkan begitu saja. (Jaksa) Akan menerbitkan penuntutan pidana untuk kejahatan berat yang telah dilakukan terhadap konstitusi, aturan hukum dan hak untuk perdamaian," kata Presiden Maduro dalam pidato yang disiarkan di televisi dan radio.

Dalam pidatonya, Maduro juga melontarkan ancaman pada para serdadu yang mendukung Juan Guaido. "Para pengkhianat itu nanti akan merasakan sendiri konsekuensinya," iamuh Presiden Venezuela itu.

Krisis politik di Venezuela meletus ketika Guaido, yang memimpin Majelis Nasional Venezuela, mengumumkan diri sebagai penjabat presiden pada 23 Januari. Tindakan Guaido itu mendapat dukungan Amerika Serikat dan banyak negara Eropa serta Amerika Latin.

Dukungan Asing

Mengomentari memanasnya situasi politik di Venezuela, sebagian besar negara-negara Amerika Latin yang tergabung dalam Lima Group mengatakan bahwa mereka akan melaksanakan pertemuan darurat di Lima pada Jumat (3/5) untuk membahas krisis ini.

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas menerangkan, pemerintah Jerman tetap mendukung pimpinan oposisi Juan Guaido. Namun krisis di Venezuela tidak boleh diselesaikan dengan senjata.

Sementara itu Menlu Jerman, Heiko Maas, lewat media sosial Twitter mengatakan negaranya akan tetap mendukung Guaido, dan mendesak agar dilaksanakan pemilu baru di Venezuela. "Kita memerlukan solusi politik, bukan senjata," kata Menlu Maas.

Seruan yang serupa dilontarkan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Melalui Twitter, Presiden Bolsonaro menulis bahwa ia mendukung peralihan secara demokratis di Venezuela. Komentar Bolsonaro itu disampaikan setelah kantor Kepresidenan Brasil menyebutkan ada beberapa serdadu Venzuela mencari perlindungan di Kedutaan Besar Brasil di Caracas dan mengajukan permohonan suaka politik. ang/AFP/DW/Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP, Antara

Komentar

Komentar
()

Top