Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Venezuela I Kantor Kedubes Venezuela di Washington DC Diduduki Pendukung Maduro

Oposisi Lanjutkan Aksi Protes

Foto : AFP/Andrew Caballero-Reynolds

Unjuk Rasa l Para aktivis Venezuela pendukung pemimpin oposisi Juan Guaido, melakukan aksi protes di luar gedung kantor Kedutaan Besar Venezuela di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (1/5). Mereka melakukan aksi di luar kantor Kedubes Venezuela yang saat ini diduduki warga yang pro terhadap kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro.

A   A   A   Pengaturan Font

Oposisi Venezuela bertekad untuk melanjutkan aksi protes. Kali ini oposisi menyerukan pendukungnya agar melakukan aksi mogok massal.

CARACAS - Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, pada Kamis (2/5) menyerukan aksi mogok massal di seluruh negeri kepada para pendukungnya. Seruan Guaido itu dilontarkan setelah sehari sebelumnya pada aksi unjuk rasa terjadi bentrokan antara massa dengan aparat di Caracas.

Menurut Guaido, aksi mogok massal ini merupakan upaya protes terakhir untuk menyingkirkan penguasa otoriter Nicolas Maduro.

Situasi krisis di Venezuela kembali memanas sejak Selasa (30/4) pagi saat massa turun ke jalan menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur. Aparat mengerahkan kendaraan lapis baja dan meriam air untuk menghadang massa, sehingga terjadi beberapa kali bentrokan.

Berdasarkan informasi yang terangkum hingga Kamis pagi, bentrokan antara massa dan aparat keamanan di Venezuela telah menelan satu korban jiwa, sementara ada lebih dari 100 orang mengalami luka.

"Seorang pengunjuk rasa bernama Jurubith Rausseo, 27 tahun, meninggal di sebuah klinik setelah tertembak oleh peluru di kepalanya saat demonstrasi," lapor LSM Venezuelan Observatory of Social Conflict di media sosial Twitter, Kamis.

Dalam aksi unjuk rasa yang berujung bentrokan di sebuah jalan raya di Caracas pada Rabu (1/5), Guaido didampingi oleh pasukan militer yang membelot, Garda Nasional Bolivarian. Mereka bersama-sama mengajak agar Angkatan Bersenjata bangkit untuk melawan Maduro.

Namun seruan pasukan militer yang membelot tak digubris petinggi Angkatan Bersenjata. Atas sikap itu, Presiden Maduro memuji pasukan militer yang setia dan patuh terhadapnya.

Reaksi Internasional

Sementara itu Amerika Serikat (AS) dan Russia saling menuding karena telah membuat krisis lebih buruk di Venezuela. Saat menelpon Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menuduh Moskwa telah mengganggu stabilitas di Venezuela.

Atas tudingan itu, Lavrov membalasnya dengan pernyataan bahwa campur tangan AS telah merusak dan melanggar hukum internasional.

Pada bagian lain, kantor berita VoA melaporkan bahwa perebutan kekuasaan di Venezuela juga tercermin di kantor perwakilan negara itu di Washington DC. Kantor kedutaan itu kini diduduki pendukung Maduro.

Sejak sebulan lalu, kantor Kedutaan Venezuela di Washington DC ditinggalkan oleh para diplomatnya. Walau begitu kantor kedutaan tidak kosong.

Aktivis yang gigih mendukung Maduro, umumnya warga negara AS, sekarang menguasai kantor kedutaan itu agar tidak diambil pihak berwenang AS dan oposisi Venezuela yang saat berkumpul di luar gedung kedubes. ang/AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top