Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Inggris

Oposisi Ancam Adakan Referendum Kedua Brexit

Foto : DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP

DUKUNG BREXIT - Aktivis pendukung Brexit melakukan unjuk rasa di Gedung Parlemen Inggris, London, Selasa (26/2).

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Kelompok oposisi utama Inggris, Partai Buruh, akan mengajukan rencana baru terkait Brexit sekaligus menyerukan Inggris harus tetap berada dalam serikat kepabeanan Uni Eropa. Apabila rencananya ditolak, Partai Buruh menekankan dukungan terhadap amendemen untuk mengadakan referendum kedua mengenai keanggotaan Uni Eropa.

"Kami berkomitmen untuk mengedepankan atau mendukung amendemen untuk pemungutan suara publik, mencegah Brexit yang gagal dipaksakan di negara ini," kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataan resmi di London, Senin (25/2).

Corbyn menambahkan, Partai Buruh akan bekerja dengan anggota parlemen di Dewan Rakyat untuk mencegah Brexit tanpa kesepakatan, memecah kebuntuan, dan membangun dukungan rencana alternatif.

Majalah Times menggambarkan keputusan Corbyn sebagai momen penting, namun menekankan banyak hal diperlukan dalam perincian kebijakan baru tersebut.

"Referendum kedua berisiko memperdalam perpecahan di negara yang sudah sangat terpecah. Hal itu juga akan memperpanjang ketidakpastian Brexit pada tahun ini. Apa pun hasilnya, itu tidak akan menyelesaikan pertanyaan penting tentang hubungan Inggris dan Uni Eropa," bunyi editorial Times.

Di pihak lain, anggota Parlemen bisa saja mengambil alih persoalan Brexit ini. Anggota Parlemen juga bisa membuat amendemen untuk mosi netral terhadap Brexit. Kondisi ini juga bisa memaksa pemerintah untuk membatalkan proses Pasal 50 atau menggelar referendum kedua.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, mengimbau Parlemen tidak memberikan suara terhadap kesepakatan Brexit sampai 12 Maret, atau 17 hari sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret. Sebuah peringatan yang memprovokasi peringatan dalam tubuh Parlemen.

Solusi Rasional

Sedangkan Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengatakan pihaknya telah membahas konteks hukum dan prosedural terhadap potensi perpanjangan negosiasi, saat bertemu dengan May di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa-Arab.

"Saya percaya dalam situasi yang tengah kita hadapi, perpanjangan menjadi solusi rasional. Tetapi, PM May masih optimistis bahwa skenario itu dapat dihindari," tutur Tusk dalam konferensi penutupan KTT di Sharm-el-Sheikh, Mesir.

Uni Eropa memandang kekhawatiran yang semakin besar terhadap kemungkinan Inggris akan gagal tanpa kesepakatan bisa membawa risiko kekacauan di kedua belah pihak. Spekulasi pun meningkat di tengah rencana serangkaian pemungutan suara parlemen Inggris pekan ini, agar Inggris terhindar dari Brexit tanpa kesepakatan.

Di pasar mata uang, posisi poundsterling mengalami kenaikan di tengah spekulasi May menahan batas waktu 29 Maret, untuk mencegah perceraian tanpa kesepakatan yang menyakitkan. Dengan sikap bersatu, Uni Eropa dan 27 negara lainnya berulang kali menolak upaya May yang membuka kembali kesepakatan Brexit. AFP/ang/AR-2

Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top