OPEC Pangkas Lagi Perkiraan Permintaan Minyak Global 2024 dan 2025
Sebuah mobil terparkir di depan memperlihatkan kantor pusat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Austria, pada 30 November 2023.
Foto: ANTARA/Xinhua/Dia CanlingWina - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) pada Senin (14/10) kembali memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini dan tahun depan. Ini merupakan revisi menurun dalam tiga bulan berturut-turut yang dilakukan OPEC.
Dalam laporan pasar minyak bulanannya yang dirilis Oktober ini, OPEC memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak global sebesar 1,93 juta barel per hari (bph) untuk 2024, turun 106.000 bph dari pertumbuhan 2,03 juta bph yang diperkirakan pada bulan lalu.
OPEC mengaitkan penyesuaian tersebut dengan data aktual yang diterima dan dikombinasikan dengan perkiraan yang sedikit lebih rendah untuk kinerja permintaan minyak di beberapa kawasan.
Terlepas dari revisi menurun yang dilakukan ketiga kalinya secara beruntun, OPEC mengatakan pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun ini masih jauh di atas rata-rata historis sebesar 1,4 juta bph yang tercatat sebelum pandemi COVID-19.
Untuk tahun depan, organisasi negara-negara produsen minyak itu memangkas estimasi pertumbuhan permintaan minyak global 2025 menjadi 1,64 juta bph dari perkiraan bulan lalu sebesar 1,74 juta bph.
Sebelum ini, OPEC telah dua kali menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global 2024 dan 2025 di dalam laporan pasar bulanannya yang diterbitkan pada Agustus dan September. Hingga Agustus, OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak globalnya sebesar 2,25 juta bph untuk tahun ini dan 1,85 juta bph untuk tahun depan sejak kedua perkiraan tersebut pertama kali dibuat pada Juli tahun lalu.
Pada bulan lalu, delapan negara anggota OPEC+, organisasi yang terdiri dari OPEC dan sekutu-sekutunya, mengumumkan perpanjangan pemangkasan produksi minyak sukarela selama dua bulan hingga November. Kedelapan negara tersebut akan mulai menghentikan pemangkasan output ini secara bertahap pada Desember.
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Pemakzulan Presiden Yoon Picu Kekhawatiran Atas Kesiapan Militer Korsel Hadapi Ancaman Korut
- Pernah Satu Klub, Shin Tae-yong Bercerita Kedekatannya dengan Pelatih Timnas Vietnam
- Semoga Perdamaian Segera Terwujud, UNICEF Desak Perlindungan Anak-anak dari Pertumpahan Darah di Gaza
- Jonatan Tersingkir, Tidak Ada Wakil Indonesia di Final WTF 2024
- Genjot Pertumbuhan, Menaker Usul Materi Produktivitas Masuk Kurikulum Perguruan Tinggi