Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Olimpiade Tokyo 2020 Digelar dengan Kekhawatiran Covid-19

Foto : Kazuhiro NOGI/AFP

Pembukaan Olimpiade I Kembang api menerangi langit di atas Stadion Olimpiade saat upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, di Tokyo, Jumat (23/7).

A   A   A   Pengaturan Font

Olimpiade ini gagal mendapatkan dukungan penuh dari rakyat Jepang. Kaisar Naruhito saja tak mau menghadiri pembukaannya.

Pesan kebangkitan ekonomi pun menjadi tak masuk akal, apalagi Abe sudah lengser tahun lalu. "Saya tak mau lagi penyelenggara menggunakan kata 'rekonstruksi' untuk Olimpiade ini," kata Akihiro Ono seperti dikutip Asahi Shimbun, sehari sebelum upacara pembukaan.

Pengganti Abe, yakni Yoshihide Suga, tidak seperti pendahulunya. Dia melihat Olimpiade adalah simbol kemenangan dunia dalam perang melawan Covid-19. Namun, retorika ini terpupus oleh fakta bahwa Tokyo sendiri dalam keadaan darurat akibat meningkatnya kasus Covid-19. Suga sebenarnya maju kena, mundur kena. Membatalkan Olimpiade akan membuat Jepang makin besar menanggung rugi ekonomi dan politik.

Olimpiade ini, seperti disebut Universitas Oxford, adalah Olimpiade termahal sepanjang masa. Taksiran Desember tahun lalu menyebut angka 15 miliar dollar AS (Rp217,7 triliun). Tetapi setelah diaudit resmi membengkak menjadi 26 miliar dollar AS (Rp377,4 triliun). Padahal saat hak tuan rumah Olimpiade kepada Tokyo diumumkan pada 2013, proyeksi dana Olimpiade adalah "hanya" 7,5 miliar dollar AS (Rp108,8 triliun).

Membatalkan Olimpiade juga bisa membuat Jepang kehilangan muka, terutama di dunia internasional. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top