Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek 2019

OJK Targetkan 75 hingga 100 Emiten Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis tren positif perbaikan perekonomian dan kinerja sektor jasa keuangan akan terus berlangsung pada 2019. Perekonomian diperkirakan mampu tumbuh 5,3 persen dengan inflasi yang terjaga relatif rendah di level 3,5 persen. Seiring dengan itu, OJK pun memproyeksikan akan lebih banyak emiten baru yang akan melantai di pasar modal.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan selama 2018 dalam keadaan yang terjaga dan optimistis tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut di 2019. Untuk itu di tahun ini akan ada tambahan 75-100 emiten baru di pasar modal, yang akan didominasi oleh emisi obligasi atau sukuk korporasi. "Dengan penghimpunan dana diperkirakan berkisar 200-250 triliun rupiah," ungkapnya di Jakarta, pekan lalu (11/1).

Sepanjang 2018 jumlah emiten baru tercatat sebanyak 62 emiten, lebih tinggi dibandingkan 2017 sebanyak 46 emiten, dengan nilai penghimpunan dana sebesar 166 triliun rupiah. Adapun total dana kelolaan investasi mencapai 746 triliun rupiah, meningkat 8,3 persen dibandingkan akhir tahun 2017.

Pada 2019, OJK telah menyiapkan lima kebijakan dan inisiatif yang diarahkan antara lain untuk mendukung pembiayaan sektor-sektor prioritas Pertama, memperbesar alternatif pembiayaan jangka menengah dan panjang bagi sektor strategis, baik pemerintah dan swasta, melalui pengembangan pembiayaan dari pasar modal. OJK akan mendorong, memfasilitasi, dan memberikan insentif kepada calon emiten melalui penerbitan efek berbasis utang/syariah, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Efek Beragun Aset (EBA), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), instrumen derivatif berupa Indonesia Goverment Bond Futures (IGBF), Medium-Term-Notes (MTN), dan pengembangan produk investasi berbasis syariah, di antaranya sukuk wakaf.

"Selain itu, OJK juga mendorong realisasi program keuangan berkelanjutan dan blended finance untuk proyek-proyek ramah lingkungan dan sosial termasuk 31 proyek yang disepakati dalam forum pertemuan tahunan IMF-World Bank Oktober lalu di Bali," ujar dia.

Kedua, mendorong lembaga jasa keuangan meningkatkan kontribusi pembiayaan kepada sektor prioritas seperti industri ekspor, substitusi impor, pariwisata maupun sektor perumahan. Ketiga, memperluas penyediaan akses keuangan bagi UMKM dan masyarakat kecil di daerah terpencil yang belum terlayani lembaga keuangan formal.

Keempat, mendorong inovasi industri jasa keuangan dalam menghadapi dan memanfaatkan revolusi industri 4.0 dengan menyiapkan ekosistem yang memadai dan mendorong lembaga jasa keuangan melakukan digitalisasi produk dan layanan keuangan. Sedangkan kelima, memanfaatkan teknologi dalam proses bisnis. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top