Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Kesehatan I Jakbar Terus Pantau Balita yang Sembuh

Obat Penawar Gagal Ginjal Akut Diberikan Gratis

Foto : ANTARA/Ulfa Jainita

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti

A   A   A   Pengaturan Font

Dinkes DKI menyiapkan rumah sakit daerah tipe A dan B DKI, di antaranya, RSUD Tarakan, Pasar Minggu, Pasar Rebo, dan Koja sebagai rumah sakit rujukan.

JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta memberikan gratis obat penawar atau antidotum gangguan ginjal akut progresif atipikal anak. "Antidotum diberikan Kementerian Kesehatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan sesuai dengan kebutuhan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti di Jakarta, Jumat (28/10).
Menurut dia, rumah sakit yang merawat pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal anak dapat mengajukan langsung kepada Kementerian Kesehatan. Saat ini, lanjut dia, rumah sakit Jakarta yang menjadi rujukan perawatan gangguan ginjal akut progresif atipikal anak hanya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Keduanya merupakan rumah sakit vertikal dari Kementerian Kesehatan.
Saat ini, Dinkes DKI menyiapkan rumah sakit daerah tipe A dan B DKI, di antaranya, RSUD Tarakan, Pasar Minggu, Pasar Rebo, dan Koja sebagai rumah sakit rujukan. Namun, sebelum menjadi rujukan, dia mengirim tenaga kesehatan ke RSCM memberi pendampingan untuk merawat dan belajar.
Selain itu, menurut Widyastuti, upaya tersebut juga dilakukan untuk menyiasati jumlah tenaga ahli dokter anak, ahli ginjal atau nefrologi Jakarta yang baru tiga orang.
Sejak Januari hingga 27 Oktober, total ada 135 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal anak. Dari jumlah itu, sebanyak 63 pasien meninggal dunia, dan 46 pasien sembuh. Para pasien tidak hanya dari Jakarta, tapi juga dari Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Riau.
Dia akan terus memperbarui data tersebut dengan hasil hospitality record review. Widyastuti menegaskan, tidak semua pasien gangguan gagal ginjal akut atipikal berdomisili di Jakarta, namun menjalani perawatan di rumah sakit Jakarta. "Nah data DKI tadi tidak semuanya berdomisili di DKI Jakarta. Tapi semua adalah balita yang kebetulan memang dirawat di rumah sakit di DKI Jakarta," katanya.
Sementara itu, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat terus memantau kondisi pasien balita yang sudah dinyatakan sembuh dari gangguan ginjal akut dan diperbolehkan pulang. "Kita pantau terus karena anak-anak, apalagi balita, masih tumbuh kembang. Kita pantau melalui Puskesmas," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari.

Tata Cara
Upaya penanganan yang dilakukan dengan cara petugas Puskesmas datang langsung atau jemput bola ke rumah pasien gangguan ginjal akut. Menurut Erizon, pihaknya juga memberi edukasi terkait tata cara agar terhindar dari gangguan ginjal akut. Dia juga mengimbau agar tidak mengonsumsi obat jenis sirup untuk sementara waktu.
Jika pasien mengalami gejala serius dan dipastikan mengidap gangguan ginjal akut, maka pihak Puskesmas akan merujuk pasien ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. "Tapi kalau demam ringan masih jadi ranah Puskesmas," jelas dia. Untuk diketahui, sejauh ini tercatat delapan anak di Jakbar dengan rata-rata usia di bawah lima tahun terkena gagal ginjal akut.
Dari delapan, satu anak sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Hingga kini, tujuh pasien lainnya masih menjalani perawatan intensif di RSCM Jakarta Pusat.
Widyastuti mengaku juga masih memeriksa dan menyelidiki kasus meninggalnya balita terkait dugaan gagal ginjal akut misterius di Rumah Sehat Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. "Nanti kita periksa dan teliti kembali dengan pihak terkait," katanya.
Widyastuti menambahkan, penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui apakah balita tersebut meninggal akibat mengonsumsi obat sirup parasetamol atau bukan. Ia melanjutkan, kasus tersebut perlu diteliti secara medis terlebih dulu untuk menentukan penyebab meninggalnya balita.
Kepala Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Lusi, membenarkan pihaknya memberikan obat kepada balita (4) dengan jenis parasetamol. Balita itu diduga meninggal akibat gangguan ginjal akut misterius anak.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top