Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Banjir l DKI Siapkan Rp1,8 Triliun untuk Penanganan Banjir

November Jakarta Masuki Musim Hujan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Warga Jakarta diminta waspada banjir dan longsor pada musim hujan, terutama di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan di Jakarta mulai November nanti. Dua wilayah yang berpotensi banjir tahun ini, yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

"Jakarta Selatan dan Jakarta Timur prediksinya sama dengan tahun lalu, yang rawan banjir dan longsor yang butuh penanganan khusus," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air, Teguh Hendarwan, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).

Meski demikian, pihaknya memastikan akan meminimalisir daerah rawan banjir dan longsor di kedua tempat itu. Saat ini, akunya, sejumlah pengerjaan perawatan kali tengah dikebut. Namun, pihaknya menemukan kendala bangunan masyarakat yang menutupi akses ke kali-kali yang berpotensi longsor tadi.

"Kendalanya itu keberadaan masyarakat dan bangunan. Tapi kami tetap optimalkan. Jangan sampai ada kejadian seperti Jatipadang terulang kembali. Kami sudah antisipasi sekarang. Alat berat kami ada sekitar 192. Sudah disebar untuk pengerukan dan perbaikan sarana prasarana di sana," katanya.

Dia mencontohkan, wilayah Kampung Melayu yang terdampak Sungai Ciliwung langsung ditanganinya. Padahal, pemeliharaan Sungai Ciliwung ini merupakan wewenang Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pengerukan Sungai Ciliwung ini mencapai 1,9 kilometer.

"Tetap jalan. Kita juga sudah menghadapi kesiapan menghadapi musim hujan, yang menurut prediksi BMKG bulan November. Saya sudah jelaskan ke Gubernur dan TGUPP soal Kesiapan itu. Baik itu sarana prasarana, SDM, termasuk progres yang untuk lokasi rawan banjir dan genangan," jelasnya.

Dari data yang dimilikinya per Januari-Juni 2018, tercatat ada 180 titik genangan di Jakarta. Namun, titik genangan ini langsung surut dalam dua jam. Dan 80 titik diantaranya selalu berulang.

"Tercatat 180 titik genangan yang kejadiannya nggak terlalu lama, 2-3 jam surut. Ada beberapa lokasi, 80 kejadiannya berulang. Seperti Bundaran Slipi yang karena saat itu ada pembangunan Fasup Yudit. Di Jakbar yang belum dinormalisasi di Kembangan," ungkapnya.

Dana Antisipasi Banjir

Tahun ini, pihaknya telah menganggarkan dana hingga 1,8 triliun untuk pembebasan lahan dalam rangka pengendalian banjir. Dana ini diperuntukkan sebesar 400 miliar rupiah untuk waduk, 900 miliar rupiah untuk normalisasi sungai dan 450 miliar rupiah untuk lainnya.

Namun hingga akhir September ini, tingkat serapan anggaran di Dinas Sumber Daya Air baru mencapai 25 persen dari alokasi seluruh anggaran Dinas Sumber Daya Air yang mencapai 4,3 triliun rupiah. Dia memastikan, target serapan anggaran sebesar 80 persen akan tercapai pada akhir tahun.

"Jadi kita ini masih kejar terus karena hampir sebagian besar itu adalah proyek-proyek konstruksi yang progress pekerjaan nya sudah berjalan. Kemarin juga sudah saya sampaikan pada saat rapat dengan Pak Gubernur insya Allah target kita bisa dimaksimalkan," tegasnya.

Target penyerapan itu bakal terealisasi dari kegiatan pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur tanggul pantai dan sarana prasarana kali. Semua kegiatan ini, lanjutnya, melibatkan pihak ketiga. Sehingga, dia harus menunggu penagihan yang dilayangkan atas pekerjaan terkait.

"Semuanya memang melibatkan pihak ketiga yang memang butuh waktu termin untuk proses penagihanya. Tapi kami optimis bahwa diakhir tahun anggaran dinas SDA yah mudah mudahan maksimal lah pencapaiannya. Target kami paling tidak diatas 80 persen untuk penyerapan tahun 2018 ini," tandasnya.

pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top