Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ngadem di Danau Cileunca, Pangalengan

Foto : KORAN JAKARTA/TEGUH RAHARDJO
A   A   A   Pengaturan Font

Dampak beroperasinya jalan Tol Soroja atau Soreang- Pasirkoja mulai terasa. Kendaraan yang menuju ke Selatan Bandung, khususnya ke kawasan wisata Ciwidey, semakin dipermudah dan lancar. Jika dari Jakarta, cukup masuk jalan tol lalu keluar menuju pintu Tol Soreang.

Dengan dibukanya jalan tol ini, tentunya wisata di Selatan Bandung akan menggeliat tahun ini. Ciwidey dan Pangalengan tentunya menjadi destinasi utama yang dapat dicapai dengan mudah. Kalau ke Ciwidey, keluar Tol Soreang, bisa langsung dengan mudah dijangkau.

Sementara ke Pangalengan, dari Tol Soreang, perjalanan masih harus melalui jalan perkotaan, hingga masuk arah Banjaran, lalu menuju Pangalengan.

Kali ini, cobalah menuju ke Pangalengan. Salah satu lokasi kunjungan wisata alam di Pangalengan adalah Situ Cileunca. Situ sama artinya dengan danau buatan. Situ Cileunca berada di Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Situ Cileunca merupakan sebuah danau buatan dengan luas mencapai 1.400 hektare yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan yang indah. Suasana sejuk bahkan dingin selalu menelimuti kawasan ini.

Saat musim penghujan, kabut tebal yang juga disebut halimun, selalu turun di sekitar kawasan situ. Bahkan jika usai hujan, asap-asap berwarna putih nan dingin nampak keluar dari rerumputan di sekitar situ, sehingga seolah-olah kita sedang berada di sebuah negeri atas awan yang dingin.

Kabut yang tebal terkadang membatasi jarak pandang. Jika demikian maka suasana pengunjung di situ akan lebih hening karena mereka memilih untuk mencari kehangatan dengan minum teh atau kopi ditemani camilan hangat di warung-warung sekitar situ.

Selain difungsikan sebagai objek wisata, Situ Cileunca juga berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Air yang berasal dari danau tersebut dialirkan melalui Sungai Palayangan. Sungai ini pula yang sering dijadikan sebagai arena bermain arung jeram.

Pada awalnya, situ yang semakin banyak dikunjungi oleh para pendatang ini merupakan areal hutan belantara. Baru pada tahun 1918, di kawasan ini dibuatlah sebuah situ yang berfungsi untuk sumber kebutuhan air warga setempat. Situ Cileunca memiliki kedalaman sampai 17 meter, memiliki warna yang bening sehingga menampilkan pemandangan yang indah.

Situ Cileunca juga merupakan objek wisata air, yang menawarkan wisata air dengan berperahu mengelilingi danau. Banyak perahu kayu yang dapat disewa. Ongkosnya juga lumayan murah, hanya 10 ribu rupiah per penumpang. Saat hari biasa (bukan libur atau Minggu), harga sewa naik perahu bahkan bisa ditawar lebih murah. Apalagi jika naik berperahunya rombongan.

Selain berkeliling danau, dengan berperahu pengunjung juga dapat mencapai kebun stroberi yang berada di tepi danau bagian lain. Perjalanan lewat air ke kebun stroberi hanya membutuhkan waktu 10-15 menit. Selama perjalanan tersebut akan terlihat indahnya pemandangan Gunung Wayang, Malabar, dan Windu.

Seperti perkebunan stroberi kebanyakan, pengunjung dapat bebas memetik sendiri buah merah berasa asam manis itu. Selain stroberi terkadang ada juga yang menyediakan perkebunan buah melosa yang dipercaya sebagai obat penyakit darah tinggi dan penderita lever.

Situ Cileunca juga dikenal sebagai lokasi yang pas untuk kegiatan outbound. Setiap akhir pekan biasanya ramai oleh korporasi yang mengajak karyawannya untuk mengikuti kegiatan outbound disini. Dengan berbagai fasilitas yang cukup memadai, Situ Cileunca, cocok untuk lokasi liburan bersama keluarga. Karena situ ini juga dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, meski tidak lengkap. Sekarang ini sudah banyak hotel kecil dan juga bungalow atau resor yang dapat disewa. Tapi bagi back packer, banyak pula rumah penduduk yang dapat disewa sekedar tidur semalam.

Namun, banyak juga wisatawan yang berkunjung ke Situ Cileunca untuk camping. Kebetulan, pengelola objek wisata ini, menyediakan arena camping ground yang cukup luas. Wisatawan yang camping di Situ Cileunca biasanya penuh saat liburan panjang. tgh/E-3

Menjajal "Rafting" Cileunca-Palayangan

Situ Cileunca yang menyediakan beragam permainan air layak untuk dicoba. Jika ingin berkeringat dan menjajal permainan ekstrem, cobalah arung jeram atau rafting.

Bagi pemula yang hendak memulai rafting , bisa memilih arus sungai Palayangan yang ada di wilayah Kecamatan pangalengan Kabupaten Bandung. Arus sungai ini dapat di "setel" karena sumber airnya berasal dari bendungan atau Situ Cileunca, Pangalengan. Sehingga jika ingin arusnya deras, pintu air Palayangan dapat dibuka lebih lebar, demikian pula sebaliknya.

Rafting di Sungai Palayangan memiliki jarak tempuh sekitar lima kilometer. Ada sebanyak lima air terjun atau jeram. Dari jeram, hanya satu yang memiliki ketinggian dua meter dan dianggap sebagai curug tertinggi yakni jeram Sidomba.

Rafting di Palayangan diawali dari Situ Cileunca. Sebelum turun ke perahu karet, peserta pemula ataupun yang sudah mahir wajib mengikuti pengarahan dari pengelola atau event organizer yang menyelengarakan rafting.

Ini dilakukan untuk kembali mengingatkan pentingnya keselamatan atau safety first. Peserta akan diajari cara memakai helm, pelampung badan, menggunakan dayung, serta dibekali beberapa istilah penting saat sudah turun ke air.

Peserta akan diajari bagaimana mengayuh dayung , mengarahkan jalannya perahu karet hingga bagaimana bersiap-siap jika hendak terjun pada curug yang tinggi. Dari setiap perahu karet, wajib ada satu orang pelatih atau guide, yang bertanggung jawab atas keselamatan peserta.

Setelah sedikit paham, maka peserta akan mengayuh perahu karet dari Situ Cileunca menuju ke pintu air sungai. Uniknya, peserta yang melakukan rafting di Palayangan, harus mengangkat perahu karet yang lumayan berat. Sebab tidak ada jalur penghubung melalui air antara situ dengan sungai, karena dipisahkan oleh jalan raya selebar lima meter. Perahu karet ramai-ramai dipanggul menyeberang jalan dan dibawa turun ke titik awal perjalanan rafting.

Suara gemuruh air deras dengan cipratan air dan gelombang besar menyambut peserta rafting. Satu perahu yang maksimal diisi oleh enam orang itu pun mulai mengalir di sungai Palayangan.

Sekitar 15 meter dari titik awal, peserta akan bertemu dengan jeram kecil. Jeram ini sebagai pemanasan sekaligus uji nyali awal bagi peserta rafting. Seperti diajarkan saat hendak memulai olahraga ini, jika akan masuk jeram dan guide berteriak "BUM" semua peserta harus segera menunduk, serta secepatnya turun didasar perahu karet sambil berpegangan erat pada tali di sisi perahu.

Sekitar satu jam lima titik jeram pun akan selesai dilintasi. Dan biasanya jika ada peserta yang masih belum basah, maka perahu akan sengaja dibalik oleh guide. Atau peserta dengan sukarela akan terjun ke sungai. Tidak usah khawatir akan tenggelam, sebab pelampung akan melindungi tubuh. Saat tubuh diam saja, maka akan mengambang karena pelampung tersebut.

Waktu satu jam terobang-ambing di atas sungai rupanya cukup menguras tenaga. Sehingga saat menyelesaikan satu lintasan, bagi para pemula, tenaga terasa seperti sudah habis. Biasanya panitia atau event organizer rafting akan menyediakan minuman hangat dan makanan ringan bagi peserta rafting.

Angkutan kota tradisional kemudian akan menjemput peserta untuk kembali lagi ke titik awal keberangkatan rafting. Jika penasaran, Anda bisa mengulanginya lagi.

Waktu rafting di Palayangan ataupun di tempat lainnya memang dibatasi. Biasanya dimulai sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB dan perjalanan terakhir maksimal pukul 16.00 WIB.

Selama perjalanan rafting, selain harus menahan nyali, peserta juga akan disuguhi dengan pemandangan alam seperti pesawanan dan perkebunan yang hijau di Pangalengan. Burung-burung liar atau sesekali ada biawak juga dapat ditemui. Olahraga, wisata, dan petualangan akhirnya dapat disatukan dalam kegiatan rafting. tgh/E-3

Komentar

Komentar
()

Top