Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Ekspor-Impor

Neraca Perdagangan pada 2023 Bakal Surplus USD38,5 Miliar

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksikan surplus neraca perdagangan mencapai 38,3-38,5 miliar dollar AS pada 2023. Dengan surplus neraca perdagangan tersebut, Kemendag membidik pertumbuhan ekspor nonmigas mencapai 3,9-4,7 persen, sementara ekspor migas diproyeksikan tumbuh 6,8-8,0 persen.

"Tahun depan, kami coba prediksi masih kemungkinan kita masih surplus neraca perdagangan. Angka pertumbuhan ini akan bergantung pada situasi yang akan dihadapi, termasuk di negara tujuan ekspor," kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan di Jakarta, Selasa (20/12).

Untuk mewujudkannya, Kemendag melancarkan strategi dan kebijakan berupa program prioritas tahun depan. Dua program prioritas tersebut yakni penguatan pasar dalam negeri dan peningkatan ekspor nonmigas.

Dalam memperkuat pasar dalam negeri, Kemendag akan memperkuat pasar rakyat; menjaga stabilisasi harga bahan pokok, penguatan distribusi, dan pembinaan pelaku usaha; perlindungan konsumen dengan pengawasan kegiatan perdagangan dan edukasi konsumen; serta pengawasan pasar berjangka komoditi dan Sistem Resi Gudang.

Sedangkan untuk meningkatkan ekspor nonmigas, Kemendag berupaya memperkuat perundingan perdagangan internasional; memfasilitasi perdagangan luar negeri; promosi perdagangan; dan pelatihan dan pendampingan ekspor bagi Usaha Kecil Menengah.

Bernilai Tambah

Dalam strategi peningkatan ekspor, Kasan menyampaikan arah kebijakan ditujukan untuk pengembangan ekspor barang dan jasa bernilai tambah untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Kemendag juga konsisten melakukan penetrasi ke pasar nontradisional ke negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

"Fokus ke negara nontradisional perlu jadi strategi tahun depan. Termasuk menghindari, sebagai bagian dari kompensasi melemahnya atau terjadinya krisis di negara-negara tradisional," ujar Kasan.

Hingga saat ini, terdapat 27 perjanjian perdagangan internasional yang sudah ditandatangani maupun diratifikasi hingga implementasi, 17 perjanjian yang sedang dirundingkan, dan 18 kerja sama yang sedang dijajaki.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top