Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekspor Impor - Konsumsi Domestik yang Tinggi Memacu Impor Tumbuh Lebih Tinggi

Neraca Perdagangan Kembali Defisit

Foto : ISTIMEWA

Kepala BPS, Suhariyanto

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat defisit pada Mei 2018 sebesar 1,52 miliar dollar AS atau lebih rendah dibanding defisit pada April sebesar 1,63 miliar dollar AS. Defisit terjadi karena ekspor hanya tercatat sebesar 16,12 miliar dollar AS, sedangkan impor mencapai 17,64 miliar dollar AS.

Kepala BPS, Suhariyanto, di Jakarta, Senin (25/6), mengatakan kendati ekspor sudah meningkat dibanding bulan sebelumnya, namun tren negatif tersebut berlanjut karena impor tumbuh lebih tinggi. Pada Mei, ekspor RI mencapai 16,12 milliar dollar AS atau tumbuh sebesar 12,47 persen dari kinerja ekspor pada periode yang sama tahun lalu atau mengalami pertumbuhan 10,9 persen dari bulan sebelumnya.

Namun impornya mencapai 17,64 miliar dollar AS. "Angka ini naik 28,12 persen dibandingkan dengan impor pada periode yang sama pada 2017 atau tumbuh 9,17 persen dari bulan sebelumnya," katanya. Menurut Suhariyanto, tingginya impor dipengaruhi oleh impor barang konsumsi yang meningkat cukup tajam. Impor barang konsumsi tumbuh hingga 34 persen atau mencapai 1,73 miliar dollar AS.

Adapun jenisnya seperti beras dari Vietnam, gula dari Thailand, serta anggur dari Tiongkok. Sementara kinerja ekspor ditopang oleh naiknya ekspor migas dan nonmigas. Adapun ekspor migas mengalami kenaikan sebesar 28,80 persen, sementara ekspor nonmigas naik 9,25 persen. Ekspor nonmigas ditopang oleh kenaikan ekspor komoditas besi, baja dan timah.

Ia menambahkan, selama April-Mei lalu pergerakan komoditas di pasar internasional masih mengalami ketidakpastian. Sebagian komoditas mengalami ketidakpastian, ada yang mengalami kenaikan harga namun adapula yang mengalami penurunan. Yang mengalami kenaikan seperti copper, aluminium, nikel dan batubara sementara yang mengalami penurunan yakni minyak, kernel, timah hingga emas.

Konsumsi Domestik

Menanggapi defisit neraca perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa hal itu terjadi karena tingginya konsumsi domestik. Pertumbuhan konsumsi bulan ini memang tinggi tetapi tidak terlalu besar. Sebab itu, pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk mengkahir tren buruk neraca perdagangan RI.

Salahnya satunya dengan meningkatkan ekspor. Namun, ia belum bisa memastikan kapan defisit itu bisa mengecil, tetapi akan dilakukan sesegera mungkin. "Kita fokus untuk mengakhir desifit perdagangan ini,"ungkapnya. Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan melihat lebih rinci lagi terkait neraca perdagangan pada Mei khususnya impor barang-barang industri.

Pasalnya, tidak semua laporan impor dinilai negatif. "Apabila yang naik adalah impor bahan baku dan barang modal tentunya itu akan memberi efek positif terhadap ekonomi Indonesia," kata Airlangga.

ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top