![Negara-negara Miskin Kehilangan Pendanaan untuk Atasi Bencana Iklim](https://koran-jakarta.com/images/article/negara-negara-miskin-kehilangan-pendanaan-untuk-atasi-bencana-iklim-231118005856.jpg)
Negara-negara Miskin Kehilangan Pendanaan untuk Atasi Bencana Iklim
![Negara-negara Miskin Kehilangan Pendanaan untuk Atasi Bencana Iklim](https://koran-jakarta.com/images/article/negara-negara-miskin-kehilangan-pendanaan-untuk-atasi-bencana-iklim-231118005856.jpg)
Pengendara menerobos banjir akibat hujan deras di Mombasa, belum lama ini. Negara miskin paling rentan terdampak kerugian dari perubahan iklim.
Membayar Utang
Akses negara-negara berpendapatan rendah terhadap PAF diperumit oleh kesulitan dalam membayar utang yang terakumulasi. Pusat ini menilai bahwa sekitar 60 persen penerima manfaat Kerangka Keberlanjutan Utang untuk Negara-negara Berpenghasilan Rendah, yang diperkenalkan oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, berada pada risiko tinggi mengalami kesulitan utang atau sudah berada dalam kesulitan utang.
"Negara-negara berkembang di kepulauan kecil, yang perekonomiannya sering bergantung pada pariwisata dan pengiriman uang, secara tidak proporsional dan semakin terkena dampak perubahan iklim, termasuk seringnya terkena bencana iklim," kata laporan itu.
Menurut data tersebut, di seluruh dunia, instrumen PAF seperti obligasi bencana negara membayar 1,8 miliar dollar AS untuk wabah penyakit, termasuk Covid-19, 1,3 miliar dollar AS untuk badai tropis, dan 834 juta dollar AS untuk banjir dan tanah longsor antara tahun 2009 dan 2023.
Ketika negara-negara di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk pertemuan iklim global Conference of the Parties 28 (COP-28) yang dimulai pada tanggal 30 November di Dubai, pusat tersebut menganjurkan penggunaan PAF yang jauh lebih besar untuk membantu masyarakat yang rentan terhadap perubahan iklim dan krisis.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya