Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

Negara-negara Miskin Kehilangan Pendanaan untuk Atasi Bencana Iklim

Foto : SIMON MAINA/AFP

Pengendara menerobos banjir akibat hujan deras di Mombasa, belum lama ini. Negara miskin paling rentan terdampak kerugian dari perubahan iklim.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Pusat Perlindungan Bencana atau Centre for Disaster Protection yang berbasis di London, pada Kamis (16/11), mengatakan negara-negara termiskin dan paling rentan tidak mendapatkan manfaat yang cukup dari pendanaan yang telah diatur sebelumnya untuk mengatasi bencana, paling rentan terhadap kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim.

Dikutip dari The Straits Times, pembiayaan yang diatur sebelumnya atau Pre-arranged financing (PAF), merupakan uang yang dipinjam oleh penerbit dari pasar modal, dalam bentuk kredit kontinjensi, kumpulan risiko regional, dan obligasi bencana, untuk digunakan jika peristiwa tertentu telah terjadi.

Meskipun PAF telah berkembang dalam dua tahun terakhir sebagai alat untuk mengatasi kerugian akibat cuaca, pusat tersebut memperingatkan dalam sebuah laporan bahwa PAF hanya merupakan sebagian kecil dari pembiayaan krisis internasional dan tidak terjangkau bagi negara-negara yang memiliki banyak utang.

"Banyak negara dan masyarakat yang paling terkena dampak perubahan iklim adalah pihak yang paling sedikit menyebabkan perubahan iklim, dan biasanya tidak memiliki kapasitas teknis dan finansial untuk mengatasi kerugian dan kerusakan," kata laporan tersebut.

Dalam laporan itu ditambahkan bahwa antara tahun 2017 dan 2021, hanya sebesar 200,8 juta dollar AS atau setara dengan 3,7 persen pembiayaan pembangunan internasional untuk PAF, yang menjangkau negara-negara berpenghasilan rendah.

Membayar Utang

Akses negara-negara berpendapatan rendah terhadap PAF diperumit oleh kesulitan dalam membayar utang yang terakumulasi. Pusat ini menilai bahwa sekitar 60 persen penerima manfaat Kerangka Keberlanjutan Utang untuk Negara-negara Berpenghasilan Rendah, yang diperkenalkan oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, berada pada risiko tinggi mengalami kesulitan utang atau sudah berada dalam kesulitan utang.

"Negara-negara berkembang di kepulauan kecil, yang perekonomiannya sering bergantung pada pariwisata dan pengiriman uang, secara tidak proporsional dan semakin terkena dampak perubahan iklim, termasuk seringnya terkena bencana iklim," kata laporan itu.

Menurut data tersebut, di seluruh dunia, instrumen PAF seperti obligasi bencana negara membayar 1,8 miliar dollar AS untuk wabah penyakit, termasuk Covid-19, 1,3 miliar dollar AS untuk badai tropis, dan 834 juta dollar AS untuk banjir dan tanah longsor antara tahun 2009 dan 2023.

Ketika negara-negara di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk pertemuan iklim global Conference of the Parties 28 (COP-28) yang dimulai pada tanggal 30 November di Dubai, pusat tersebut menganjurkan penggunaan PAF yang jauh lebih besar untuk membantu masyarakat yang rentan terhadap perubahan iklim dan krisis.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top