Negara-negara Berkembang Terancam Jatuh dalam Krisis karena Utang
INDERMIT GILL Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia - Tingkat utang yang sangat tinggi dan suku bunga yang tinggi telah menempatkan banyak negara di jalur menuju krisis.
Laporan itu mengungkapkan, pembayaran utang termasuk pokok dan bunga, meningkat sebesar 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya di semua negara berkembang.
Disikapi Serius
Sementara itu, Guru Besar bidang Sosiologi Ekonomi, Universitas Airlangga, Bagong Suyanto, mengatakan pemerintah mesti menganggap serius peringatan Bank Dunia tersebut karena jika sampai terjadi krisis, yang paling dahulu menjadi korban adalah rakyat miskin.
"Dengan lemahnya posisi negara-negara miskin, yang diperlukan sekarang justru skema penghapusan utang, bukan menambah utang baru karena di situ ada risiko debt trap. Pada kondisi normal saja negara miskin sudah kesulitan menghadapi kebutuhannya, maka ketika ekonomi jatuh dan daya beli mereka turun, negara miskin otomatis tidak berdaya," kata Bagong.
Menurut Bagong, daya beli masyarakat miskin semakin tertekan meskipun pemerintah menyalurkan bantuan. Sebagian warga miskin bahkan harus menjual harta benda, membuat mereka semakin rentan dan tidak berdaya. Akibatnya, negara miskin terpaksa berharap bantuan dan pinjaman baru agar masyarakat dapat memperpanjang daya tahan menghadapi tekanan yang ada.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya