Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perebutan Pengaruh

Negara Kepulauan Pasifik Gagal Bersepakat

Foto : AFP/SAMOA OBSERVER/Vaitogi Asuisui MATAFEO

Pertemuan Diplomatik | Delegasi Tiongkok yang dipimpin Menlu Wang Yi (ke-3 di kanan) saat bertemu dengan delegasi Samoa yang dipimpin PM Fiame Naomi Mataafa (ke-3 di kiri) di Apia pada Sabtu (28/5) lalu. Pertemuan ini digelar setelah Tiongkok dan Samoa meneken kesepakatan bersama.

A   A   A   Pengaturan Font

SUVA - Pertemuan virtual antara Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dan rekan sejawatnya dari 10 negara Kepulauan Pasifik, diagendakan pada Senin (30/5) untuk membahas rencana Beijing meningkatkan kerjasama di bidang keamanan, ekonomi dan politik.

Tiongkok, tulis Presiden Xi Jinping dalam suratnya jelang KTT kepada 10 negara Kepulauan Pasifik, siap bekerja sama demi membangun masa depan bersama dan berjanji akan selalu menjadi saudara yang baik, terlepas dari situasi politik global. Namun, seruan Xi gagal menggerakkan ke-10 negara Kepulauan Pasifik untuk membuat kata sepakat.

"Seperti biasa, kami selalu mengedepankan konsensus," kata Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama, Senin (30/5) usai pertemuan itu.

PM Bainimarama mengindikasikan dukungan semua negara diperlukan sebelum penandatanganan kerjasama regional dengan Tiongkok.

Menlu Wang saat ini berada di Ibu Kota Fiji, Suva, dalam lawatan 10 harinya di Pasifik selatan. Dia mengatakan pihaknya akan melanjutkan diskusi dan konsultasi mendalam untuk membentuk konsensus yang lebih luas terhadap program kerja sama.

"Tiongkok akan mengumumkan posisi kami, tawaran dan proposal kerjasama dengan negara-negara Kepulauan Pasifik," ungkap dia.

Menlu Wang juga mengumumkan bahwa ke-10 negara sudah menyepakati nota kesepahaman (MoU) dalam proyek infrastruktur Belt and Road dan mengimbau kepada pihak lain untuk tidak khawatir dan tidak gugup dalam menghadapi ekspansi Tiongkok di Pasifik selatan.

Lobi Australia dan

Mikronesia

Namun dalam suratnya kepada kepala negara Kepulauan Pasifik, Presiden Mikronesia, David Panuelo, mewanti-wanti terhadap perjanjian yang sekilas terkesan menguntungkan, tapi membuka celah bagi Tiongkok untuk merebut kontrol ekonomi terhadap industri kunci.

Menurut Panuelo, kesepakatan itu dalam skenario terbaik akan memicu Perang Dingin baru, dan dalam skenario paling buruk berpotensi menghadirkan Perang Dunia ke Pasifik selatan.

Lobi politik juga dilancarkan Australia yang pekan lalu mengirimkan Menteri Luar Negeri Penny Wong ke Fiji. Dia memperingatkan, kesepakatan dengan Tiongkok akan memicu konsekuensi terhadap politik dan keamanan regional.

Beijing sebaliknya mengatakan kerjasama dengan Tiongkok akan mendorong pembangunan ekonomi di Pasifik selatan. Saat ini perekonomian Fiji, yang sepenuhnya mengandalkan sektor pariwisata, anjlok sebanyak 15 persen sebagai akibat pandemi korona.

Sejak 2009, Tiongkok tercatat sebagai pemberi utang terbesar kedua di kawasan dengan nilai total sebesar 169 juta dollar AS.

Keuntungan ekonomi dan bantuan iklim menjadi prioritas bagi negara-negara Kepulauan Pasifik, ketika berusaha mengimbangi hubungan diplomasi dengan Tiongkok dan negara Barat. AFP/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top