Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Forum Dialog Shangri-La

Negara Asean Lega Karena Tak Dipaksa Memihak

Foto : AFP/Roslan RAHMAN

Ng Eng Hen Menteri Pertahanan Singapura

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Negara-negara Asean merasa lega dengan fakta bahwa para menteri pertahanan dari Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok telah bertemu di forum Dialog Shangri-La, dengan keduanya secara terpisah mengatakan tidak akan memaksa negara-negara Asean untuk berpihak.

"Kedua negara telah mengatakan tidak perlu memilih dan mereka tidak ingin negara-negara Asean memilih," ucap Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen. "Apakah itu kenyataan? Saya pikir hanya fakta yang akan berbicara sendiri," imbuh dia kepada wartawan pada akhir pertemuan puncak pertahanan padaMinggu (12/6).

Pernyataan Menhan Ng itu diutarakan saat menanggapi pertanyaan tentang reaksi negara-negara Asia tenggara terhadap pernyataan Menhan AS, Lloyd Austin, dan Menhan Tiongkok, Wei Fenghe, yang keduanya menjadi pembicara utama pada forum Dialog Shangri-La itu.

Menhan Ng pun menegaskan bahwa Dialog Shangri-La merupakan salah satu pertemuan langsung bagi menhan dari AS dan Tiongkok yang mengawali pertemuan-pertemuan berikutnya dan mungkin akan memberi jeda bagi kedua belah pihak bagi menyelesaikan perbedaan pendapat mereka.

Berikutnya negara-negara Asean akan menggelar dialog Asean Defense Ministers' Meeting-Plus (ADMM-Plus) yang akan diadakan pada akhir tahun ini, di mana delegasi dari Tiongkok dan AS akan kembali hadir.

"Ini adalah sebuah perundingan dan ini adalah sebuah perjalanan. Ini adalah kenyataan dan ini masalah yang terlalu rumit. Perang Dingin memakan waktu 50 tahun, jadi mengapa kita harus mengharapkan ini diselesaikan dalam beberapa dekade?" unghap Menhan Singapura itu.

ADMM-Plus diikuti oleh menhan dari Asean, Australia, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Russia dan Amerika Serikat. Mengikutsertakan AS dan Tiongkok sebagai pengamat adalah sesuatu yang secara prinsip disetujui oleh para Menhan Asean, tetapi Menhan Ng mengatakan lebih banyak tugas yang perlu dilakukan.

Menurut Menhan Ng, Dialog Shangri-La tahun ini sangat penting apalagi ada urgensi dari masing-masing delegasi untuk bertemu secara tatap muka langsung.

"Tidak ada yang bisamenggantikan pertemuan tatap muka, terutama untuk diplomasi," ungkap Ng. "Dan pelajaran intinya adalah Anda harus membangun, menggunakan waktu damai di Asia ini untuk membangun kepercayaan, kepercayaan strategis dan keyakinan, jika Anda ingin menjauh dari garis konflik. Jadi saya pikir karena aspek-aspek itu, dengan sendirinya membuat Dialog Shangri-La menjadi berharga," kata dia.

Pendapat Analis

Walau sebagian besar negara Asia tenggara sejauh ini tetap enggan untuk memihak, namun para analis mengatakan sangat penting untuk Washington DC menyadari perlunya melibatkan negara-negara di kawasan itu dalam strategi Indo-Pasifiknya, atau berisiko kalah dari Beijing.

Dalam pidatonya di forum Shangri-La pada Sabtu (11/6) lalu, Menhan Austin menyatakan bahwa Indo-Pasifik adalah pusat gravitasi strategis dan wilayah operasi prioritas AS. Namun yang menjadi pertanyaan menurut para analis adalah sejauh mana negara-negara Asia tenggara yang lebih kecil dilibatkan dalam strategi besar AS itu. ST/RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top