Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Penjajahan

Nasihatnya Digunakan Belanda, Inggris, dan Prancis

Foto : Wikimedia

Herman Willem Daendels

A   A   A   Pengaturan Font

Arsitek kolonialisme di Indonesia Herman Warner Muntinghe adalah orang Belanda yang berhasil menduduki jabatan penting, baik ketika Hindia Belanda dikuasai oleh Republik Batavia, Prancis, Inggris maupun pemerintah Belanda pada masa komisaris jenderal.

Pada masa kanak-kanak, Muntinghe sempat belajar di Inggris, namun ia kemudian kembali ke Groningen tahun 1787 untuk melanjutkan pendidikan dari fakultas hukum. Setelah lulus ia bekerja pada Dewan Koloni Asia sebagai pengacara fiskal.

Kemudian, ia dikirim ke Batavia dan tiba di wilayah koloni ini tanggal 3 November 1806. Setibanya di Batavia, ia diangkat menjadi Sekretaris Hooge Regering. Tahun 1808, ia menjadi sekretaris bagi Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di Batavia, dan pada tahun 1809, ia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Hindia Raad van Indie.

Berkat keahliannya di bidang hukum, Muntinghe diangkat oleh Daendels sebagai Ketua Mahkamah Agung dan anggota luar biasa Raad van Indie. Setelah Pulau Jawa jatuh ke tangan Inggris 18 September 1811, ia diangkat oleh Gubernur Jenderal East Indie Company EIC, Lord Minto, menjadi anggota Dewan Hindia melalui keputusannya tanggal 18 Oktober 1811, di samping tetap merangkap sebagai Ketua Mahkamah Agung.

Pada 21 Oktober 1811, Muntinghe mengambil sumpah sebagai anggota Dewan Hindia. Beberapa kali ia mendampingi Wakil Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles ketika melakukan perjalanan ke daerah. Berulang kali menerima penghargaan dari Raffles, yang dimuat dalam koranJava Gazettetanggal 23 April 1814 maupun dalam laporannya bertanggal 24 April 1813.

Berdasarkan Kongres Wina (1814-1815), Inggris harus segera meninggalkan wilayah Hindia Timur, Muntinghe bersama Elout dan Van der Capellen diangkat menjadi Komisaris Jenderal, tetapi pada kesempatan terakhir, ia digantikan oleh AA Buyskes. Sementara itu, ia tetap menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung.

Pada 16 Agustus 1816, ia dikirim ke Palembang untuk mengatur penyerahan wilayah itu dari Inggris ke Belanda. Berhubung terjadi kericuhan pada kesempatan itu, ia kemudian dipindahkan ke Bangka untuk membantu penyerahan wilayah Bangka ke pemerintah Belanda. Tahun 1819, ia kembali ke Belanda. Di sana ia ikut serta mendirikan Nederlandsche Handle Matscapai (NHM).

Ia kembali ke Jawa pada tanggal 25 Mei 1825, dan wafat di Pekalongan pada waktu tersebut. Berkat profesionalismenya, Muntinghe tetap diperlukan tenaganya di Hindia Timur dari masa Republik Batavia, pemerintahan Prancis, pemerintahan Inggris hingga masa pemerintahan Komisaris Jenderal. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top