
Mutasi Gen 'Black Death' Wariskan Kekebalan
Foto: IstimewaBlack Death yang terjadi pada abad pertengahan menyebabkan 60 persen populasi Eropa meninggal. Studi DNA pada 206 gigi dari kerangka kuno menemukan mutasi gen dari infeksi Black Death yang memberi kekebalan genetik bagi manusia saat ini sekaligus risiko penyakit autoimun.
Black Deathatau Wabah Hitam merupakan epidemi pes mematikan yang melanda Eropa pada abad pertengahan antara 1346-1353. Wabah penyakit pes yang luas ini melanda banyak negara ini telah menewaskan sekitar 60 persen populasi di Eropa.
Secara umum diasumsikan bahwa ukuran populasi Eropa pada saat itu adalah sekitar 80 juta, sehingga diperkirakan 50 juta orang tewas dalam pagebluk (wabah) Black Death yang terjadi pada abad ke-14. Itulah mengapa Black Death menjadi malapetaka yang tercatat dalam sejarah dengan jumlah korban belum tertandingi hingga saat ini.
Sejarawan sekaligus guru besar emeritus di Universitas Oslo, Norwegia, Ole Jørgen Benedictow, dalam tulisan di laman History Today menyatakan Black Death merupakan penyakit paling mematikan yang pernah melanda Eropa. Jumlah korbannya dua kali lipat dari korban Perang Dunia II yang dibunuh oleh rezim Stalin di Uni Soviet.
Sebuah studi baru terkait Black Death dengan menganalisis DNA kerangka abad pertengahan dari tahun 1300-an ini telah menemukan hal menarik. Mutasi gen tertentu yang terjadi karena infeksi penyakit itu, telah membantu bertahan dari wabah yang sejenis dan meningkatkan risiko penyakit autoimun tertentu yang bahkan hingga hari ini.
Studi University of Chicago Medical Center di Amerika Serikat yang diterbitkan di jurnal Nature menyoroti bagaimana orang yang selamat dari wabah memiliki varian "baik" dari gen tertentu yang disebut ERAP2. Gen tersebut berkontribusi pada tingkat kelangsungan hidup yang jauh lebih tinggi.
Pageblug Black Death itu diyakini telah mendorong denyut seleksi alam terkuat yang pernah diukur pada manusia. Studi ini berangkat dengan tujuan untuk mengidentifikasi yang selamat yang membawa mutasi, dalam genom mereka, yang melindungi mereka dari penyakit.
Profesor kedokteran genetik di University of Chicago Medical Center, Luis Barreiro, dan salah satu penulis senior studi tersebut, menyatakan Black Death memberi kekuatan kekebalan bagi manusia saat ini. "Sepengetahuan saya, ini adalah demonstrasi pertama bahwa memang, Black Death adalah tekanan selektif yang penting. Untuk evolusi sistem kekebalan manusia," ujar dia.
Evolusi gen ERAP2 telah dikaitkan dengan bagaimana manusia merespons penyakit saat ini. Misalnya, penyakit autoimun seperti Crohn, rheumatoid arthritis, atau lupus. Sayangnya, mereka yang mewarisi mutasi resisten wabahBlack Death memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun.
Sistem kekebalan dari autoimun yang kuat warisan Black Death membuat sistem kekebalan akhirnya menyerang jaringan sehat di dalam tubuh. "Pada dasarnya, susunan genetik kita hari ini adalah cerminan dari keseluruhan sejarah evolusi kita sebagai manusia," kata Barreiro.
Orang yang membawa mutasi ERAP2 kemungkinan dapat membunuh patogen yang menyerang lebih cepat daripada mereka yang tidak bermutasi. Muncul dalam dua varian, gen ERAP2 pertama tidak melakukan apa-apa, dan kedua bekerja dengan baik, dengan salinan dari masing-masing induk.
Para penyintas mewarisi varian yang yang berfungsi tinggi dari kedua orang tuanya, memiliki anak, dan dengan demikian mewariskan mutasi yang bermanfaat ini kepada penerusnya. Seiring waktu, keberadaan gen ini meningkat pesat di kumpulan gen.
Keuntungan Evolusioner Terbesar
Para ilmuwan ini menganalisis DNA yang diambil dari gigi 206 kerangka kuno. Dari DNA ini berhasil mengisolasi dan menentukan tanggal sisa-sisa manusia sebelum, selama atau setelah Black Death, menurut laporanBBC. Ini termasuk tulang dari lubang wabah East Smithfield yang digunakan untuk penguburan massal di London, dan rangkaian sampel yang diambil di Denmark.
Pemakaman ini, East Smithfield, menjadi kuburan massal, di mana lebih dari 700 orang dimakamkan bersama. "Pada dasarnya ada lapisan dan lapisan tubuh satu di atas satu sama lain," kata Barreiro.
Namun, dengan penyakit seperti Covid-19, yang membunuh sebagian besar populasi yang tidak lagi mampu bereproduksi, warisan serupa tidak akan ditinggalkan. Ini karena evolusi bekerja terutama melalui kemampuan manusia untuk bereproduksi.
Di laboratorium, para ilmuwan mengisolasi bakteri pes,Yersinia pestis, yang 700 tahun lalu telah melakukan perjalanan melalui kutu pada tikus hitam yang berada di kapal yang bersandar di Pelabuhan Genoa, Italia. Setelah sampai di darat, Black Death menyebar dari orang ke orang sebagai wabah pneumonia atau peradangan paru yang menyebabkan gangguan fungsi paru.
Setelah terjadi pneumonia penyebaran pandemi berlangsung begitu cepat. Mereka yang memiliki mutasi gen dapat bertahan dari wabah Black Death. Sementara mereka yang tidak memiliki mutasi ini kehilangan nyawa mereka di sebagian besar skenario.
Dibandingkan dengan Covid-19 yang memiliki tingkat kematian 0,03 hingga 0,05 persen, wabah pes memiliki tingkat kematian antara 30 hingga 50 persen. "Salah satu mutasi ini menghasilkan keuntungan kelangsungan hidup 40 persen sebagai efek kebugaran selektif terkuat yang pernah diperkirakan pada manusia," kata Barreiro dikutip dari lamanNPR.
Mutasi genetik pada Black Death sejauh merupakan keuntungan evolusioner terbesar yang pernah tercatat pada manusia. Sebelum studi komprehensif ini, keuntungan evolusioner terbesar dan contoh terkuat seleksi alam yang pernah tercatat pada manusia adalah intoleransi laktosa di Eropa.
Studi baru dengan studi DNA dengan sampel kerangka manusia warga London dan mereka yang tinggal di Denmark, diklaim memang kurang mewakili populasi sampel yang luas, karena wabah pes ini juga telah mempengaruhi sebagian besar populasi di seluruh Asia dan Afrika utara juga, bersama dengan seluruh Eropa. hay/I-1
Dari Tiongkok Menyebar ke Eropa
Abad pertengahan menawarkan kisah muram bagi peradaban umat manusia. Kisah perang, kejahatan, kemiskinan, jatuhnya ilmu pengetahuan, dan penyakit, menjadi peristiwa dominan ketimbang tentang kebahagiaan dan kemakmuran.
Salah satu peristiwa memiliki yang terjadi pada periode tersebut adalah peristiwaPestilence, wabah pes (bubonic plague) atau yang lebih populer denganBlack Deathatau Wabah Hitam.
Wabah ini terjadi di Eropa antara 1347 hingga 1351, yang menewaskan 50 juta dari 80 juta populasi Eropa menurut sejarawan sekaligus guru besar emeritus di Universitas Oslo, Norwegia, Ole Jørgen Benedictow .
Dipercaya bahwa Black Death secara keseluruhan adalah wabah pes, salah satu dari tiga jenis penyakit menular yang dikenal hanya sebagai wabah. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Yersinia pestis. Bakteri ini berada di kutu tikus yang dengan mudah menyebar ke mana-mana.
Bakteri memblokir saluran pencernaan kutu dan ketika mereka mencoba memakan inang (yaitu tikus) mereka dipaksa untuk memuntahkan, menyebarkan penyakit lebih lanjut. Serangga kecil yang terinfeksi ini lalu menginfeksi hewan kecil dan hewan pengerat yang kebanyakan tikus.
Dari tikus penyakit menyebar ke populasi manusia, baik melalui gigitan mereka atau hanya dengan mencemari toko makanan dan sejenisnya. Wabah juga dapat diperoleh hanya dari paparan cairan tubuh yang berasal dari pembusukan makhluk yang terkena wabah. Bersentuhan dengan masyarakat cukup bagi bakteri untuk menyebarkan penyakit.
Begitu berada di aliran darah, bakteri ganas ini berjalan melalui pembuluh limfatik dan menuju ke kelenjar getah bening tertentu, dan menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan ini adalah gejala pertama dan paling khas dari wabah. Ini dikenal sebagai bubo dan oleh karena itu nama wabah sampar ini diberi nama bubonic plague.
Tujuh hari setelah terkena, seseorang mengalami gejala mirip flu yang parah. Pembengkakan terjadi pada selangkangan, ketiak, dan leher. Pasien mengalami demam tinggi, serta menggigil dan merasakan tidak enak badan.
Kejang terjadi dan gangren terjadi pada jari tangan, jari kaki, bibir, dan hidung. Saat penyakitnya matang, orang tersebut menjadi korban muntah darah terus-menerus, dekomposisi kulit, bengkak nekrotik di tubuh, dan akhirnya kematian yang mengerikan.
Asia dinilai menjadi awal mula bakteri pes berkembang. Sarjana modern sebagian besar setuju bahwa Wabah Hitam berasal dari suatu tempat di daerah Tiongkok dan Mongolia. Selama periode itu, bangsa Mongol mengobarkan perang terhadap Tiongkok, menyebabkan penurunan ekonomi dan kemiskinan yang meluas.
Pada kondisi kelaparan dan kemiskinan ini wabah lahir. Kutu yang membawa bakteri dibawa oleh para pedagang melalui rute perdagangan utama Jalur Sutra, menginfeksi semua negara di sepanjang jalan. Akhirnya penyakit ini tiba di Eropa setelah kapal dari Pelabuhan Kaffa di Crimea itu tiba di Pelabuhan Genoa, Italia, pada 1347.
Dari Genoa, wabah menyebar di Italia, Venesia, sampai ke Pisa. Kapal-kapal lain ditolak berlabuh di Genoa. Mereka akhirnya mencari tujuan lain untuk menjual dagangannya salah satunya ke kota pelabuhan Marseille di Prancis.
Dari sana, tikus dan wabah, berhasil menyebar ke seluruh Eropa, mencapai Spanyol dan Portugal, dan segera setelah itu, Inggris. Dari Inggris wabah menyebar ke seluruh Eropa utara. Pada 1349 sebuah kapal tiba di pelabuhan Norwegia.
- Baca Juga: Bena, Kampung Adat dari Zaman Megalitikum
- Baca Juga: Uniqlo Segera Rilis Koleksi Musim/Panas Semi 2025
Dari Norwegia wabah menyebar di Skandinavia dan Jerman, dan akhirnya mencapai barat laut Russia. Sedangkan di Mediterania di wilayah utara Afrika wabah memasuki Mesir melalui Sungai Nil, menyebabkan kematian luas di wilayah ini. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Bayern Munich Siap Rebut Kembali Gelar Bundesliga
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Indonesia Akan Raup US$4,2 Miliar dari Ekspor Listrik EBT ke Singapura
- 4 Sabtu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Sedang
- 5 Balai Bahasa NTT Perluas Pelayanan melalui Klinik Bahasa
Berita Terkini
-
MBG Belum Ada di Babelan Bekasi, Presiden Prabowo Langsung Telepon Kepala BGN
-
UFC Batalkan Laga Kelas Berat Blaydes Lawan Kuniev di UFC 313
-
Cuaca Jakarta Hari Minggu, Seluruh Wilayah Diguyur Hujan dari Pagi hingga Sore
-
Arumi Ingin Produk Kerajinan Jatim Mendunia
-
Demi Energi Masa Depan, Tiongkok Bangun Pangkalan Raksasa Dasar Laut