Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mungkin dari Frekuensi Radio

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Otoritas Amerika Serikat (AS) tengah menyelidiki kasus gangguan kesehatan yang menimpa para diplomat dan inteligen. Gangguan neurologis yang menimpa ratusan pejabat AS di seluruh dunia ditandai gejala pusing dan mual.
Sampai saat ini, tidak ada jawaban pasti penyebab gejala tersebut. Namun, gangguan tersebut dikaitkan dengan "Sindrom Havana" (Havana Syndrome) yang terjadi pada 2016-2017. Saat itu sindrom ini menimpa staf Kedutaan Besar AS di Havana.
Selain di Havana Kuba, kejadian serupa terjadi di di Russia, Tiongkok, dan negara-negara lain di Asia dan Eropa. Dalam satu kasus di Russia, seorang perwira militer AS melaporkan saat mengendarai mobil di persimpangan jalan tiba-tiba merasa mual dan sakit kepala.
Diplomat dan staf itu dilaporkan mengalami gangguan pendengaran, pusing, kehilangan keseimbangan, dan gejala neurologis lainnya. Sebagian besar orang yang mengalami Sindrom Havana mulai merasakan suara keras, sensasi tekanan atau getaran hebat di kepala, serta nyeri pada telinga atau kepala.
Mengacu pada temuan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional (The National Academy of Sciences/NAS) pada Desember 2020, menyebutkan cedera otak yang diderita para pegawai pemerintah AS di Kuba kemungkinan besar disebabkan beberapa bentuk frekuensi energi terarah.
Untuk beberapa, gejala akan segera mereda. Sedang lainnya mungkin memiliki gejala kronis seperti insomnia dan sakit kepala. Berbagai teori penyebab gangguan tersebut sempat menyeruak. Namun menurut laporan NAS, gejala tersebut konsisten dengan energi frekuensi radio yang berdenyut dan terarah.
Namun demikian, NAS tidak sampai pada kesimpulan energi frekuensi radio itu dikirim dengan sengaja. "Mekanisme lain mungkin memainkan efek penguatan atau aditif, menghasilkan beberapa tanda dan gejala kronis nonspesifik seperti pusing perseptual postural-persisten, gangguan vestibular fungsional dan kondisi psikologis," tulis Ketua Komite NAS Dr David Relman seperti dikutip USA Today.

Gelombang Mikro
Sebuah memo NSA yang dipublikasikan pada 2014 mengungkapkan, kemungkinan adanya senjata sistem gelombang mikro bertenaga tinggi. Gelombang tersebut menyebabkan banyak serangan fisik yang berdampak rusaknya sistem saraf.
Beberapa pejabat mempertanyakan bagaimana senjata semacam itu dapat digunakan secara diam-diam terutama di pusat kota Washington yang padat dan terfokus dengan sangat tepat. Apalagi itu hanya akan menyebabkan cedera pada otak yang menjadi target. Lalu orang di sekitar target?
Beberapa pejabat yang melacak Sindrom Havana menyatakan, jika musuh asing menggunakan semacam senjata energi terarah, tujuannya mungkin bukan mengganggu atau melukai personel AS, melainkan untuk mengumpulkan informasi dari ponsel mereka.
"Saya tidak tahu apakah mereka menemukan mekanisme pengumpulan yang memungkinkannya digunakan sebagai sistem senjata. Atau apakah mereka hanya mencoba mengumpulkan data dari ponsel dan menyebabkan efek samping yang merugikan," kata pejabat itu kepada CNN.
Insiden baru, termasuk yang terjadi di Washington, telah memicu rasa frustrasi yang meningkat di antara anggota parlemen di Capitol Hill. Senator dari Partai Republik di Komite Intelijen Senat, Susan Collins, mengatakan, komunitas intelijen telah gagal memberi informasi yang cukup kepada kongres.
"Saya terkejut bahwa banyak dari orang-orang ini yang terluka saat menjalankan tugas. Mereka harus berjuang untuk mendapat perawatan medis memadai, agar luka mereka diakui untuk menerima kompensasi finansial," tandasnya. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top