Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportasi Massal l Budi Nilai Tarif MRT Rp8.500 Adalah Masuk Akal

MRT Harus Siapkan "Feedeer"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

MRT harus menyiapkan prasarana untuk mendukung operasional MRT, seperti area stasiun sebagai titik pertemuan dan siapkan angkutan pengumpan (feeder).

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, meminta PT MRT Jakarta berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT Transjakarta serta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek untuk menyiapkan angkutan pengumpan (feeder) serta konsep hunian atau tempat berbasis transportasi (TOD).

"MRT ini akan mengangkut jumlah penumpang yang banyak, tetapi memang harus persiapan, terutama feeder dari beberapa titik agar kapasitas bisa digunakan maksimal," kata Menhuh saat meninjau MRT HI-Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (14/2).

Budi mencontohkan di Lebak Bulus harus tersedia angkutan pengumpan dari wilayah Tangerang, seperti Bintaro, Pamulang, yang menghubungkan ke Stasiun MRT. Selain itu, lanjut dia, untuk di tengah kota difungsikan TOD selain sebagai titik pertemuan integrasi moda transportasi dan tempat lain, seperti perkantoran, juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pendapatan nontiket, baik dari gerai, toko dan sebagainya. "Ini jadi masukan kami, DKI dan MRT untuk meningkatkan fungsi TOD dan feeder," kata Budi.

Budi menambahkan ke depannya, masyarakat akan lebih banyak menggunakan transportasi massal, jadi harus dipikirkan secara detil agar pengoperasian MRT menjadi maksimal, bukan hanya sarana saja, melainkan prasarana seperti area stasiun sebagai titik pertemuan dan sumber pendapatan baru.

"TOD ini menjadikan tempat pertemuan itu convenient. Ini jadi PR kita untuk di titik-titik ini, akan dibahas dengan PT MRT agar ada kemudahan integrasi satu moda dengan yang lain," katanya. Dalam kesempatan sama,

Ia juga mengajak sejumlah komunitas dan milenial untuk memberikan timbal balik mengenai MRT tersebut.

Terkait dengan tarif, Budi menilai bahwa tarif "Mass Rapid Transit/MRT" rute Bundaran Hotel Indonesia-Lebak Bulus, Jakarta, terbilang masuk akal. "Kalau 8.500 rupiah per 10 kilometer saya rasa cukup reasonable kalau angkutan modanya maksimal," kata Menhub.

Menurut Budi, tarif MRT harus disubsidi disesuaikan dengan daya beli masyarakat agar masyarakat mau menaiki MRT karena tarif yang tidak terlalu mahal. Seharusnya, apabila tidak disubsidi, tarif MRT bisa mencapai 25.000-30.000 rupiah.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammaf Effendi mengatakan salah satu TOD pertama yang akan dibangun adalah di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. "TOD sedang garap intinya ada beberapa lokasi, terutama di Dukuh Atas, ini bisa membuat usaha MRT paling tidak mendorong pendapatan dari non fare box juga menghidupkan area sekitar MRT," katanya.

TOD Dukuh Atas, Effendi menargetkan akan rampung tahun ini dan untuk hak kelola diserahkan kepada MRT. Sementara itu, untuk integrasi moda pihaknya bekerja sama dengan Transjakarta. "Saat ini karena kejar target operasi integrasi Transjakarta paling cepat. bundling fare lagi kerjakan tahun ini," katanya.

Uji Coba

Menhub bersama sejumlah pemangku kepentingan serta artis kawakan, seperti Roy Marten, Betharia Sonata, Bob Tutupoli dan lainnya menaiki moda transportasi baru tersebut melalui Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Kamis.

"Jakarta hari ini memiliki angkutan massal bernama MRT, ini adalah suatu keniscayaan Insya Allah Jakarta enggak macet lagi," kata Budi di kereta MRT.

Budi berharap masyarakat mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal, khususnya MRT. "Kita melakukan edukasi untuk ini, masyarakat harus mau beralih naik motor ke angkutan umum, seperti MRT untuk angkutan masa depan," katanya.

Menhub juga mengecek setiap gerbong, dari sisi fasilitas hingga sisi teknis yang saat ini masih dalam tahap comissioning. Ia menilai dari sisi teknologi, yang diaplikasikan di MRT Jakarta adalah yang termutakhir dibandingkan dengan negara-negara lain. Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top