Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembunuhan di Malaysia

Mossad Bantah Telah Habisi Ilmuwan Palestina

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

YERUSALEM - Kementerian Pertahanan Israel, pada Minggu (22/4) membantah bahwa dinas rahasia negaranya, Mossad, ada di balik pembunuhan ilmuwan Palestina yang sedang berada di Malaysia. Mereka menyebut pembunuhan terhadap Fadi Mohammad al-Batsh, sebagai sebuah aksi balas dendam yang dilakukan faksi militan di Palestina.

"Warga Palestina yang adalah anggota militan Hamas itu bukanlah seorang suci karena ia terlibat dalam pembuatan roket," kata Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman. "Sudah jadi kebiasaan oleh organisasi teroris menyalahkan Israel atas aksi balas dendam ini," imbuh dia.

Hamas sendiri mengakui bahwa al-Batsh adalah anggota mereka dan menyebut ia adaalah ilmuwan bidang energi. Menhan Israel mengatakan al-Batsh mengembangkan roket agar bisa meningkatkan jarak dan makin akurat sasarannya. Sementara Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, seperti dikutip kantor berita Bernama menyebut bahwa al-Batsh sebagai seorang insinyur kelistrikan dan pakar dalam membuat roket.

Militan Hamas yang bekuasa di Gaza, kerap menembakkan roket ke wilayah selatan Israel, namun roket-roket itu sebagian besar tak menyebab korban jiwa.

Mossad diduga melakukan pembunuhan terhadap tokoh militan dan ilmuwan Palestina. Pada 2016, Mossad juga diduga membunuh pakar drone Palestina bernama Mohamed Zouari saat korban berada di Tunisia. Mossad juga diduga jadi dalam pembunuhan tokoh Hamas bernama Mahmud al-Mabhuh pada 2010 saat korban berada di sebuah hotel di Dubai.

Olah TKP

Berdasarkan keterangan pejabat Malaysia, al-Batsh, 35 tahun, terbunuh di Kuala Lumpur oleh dua orang yang menaiki sepeda motor pada Sabtu (21/4) dini hari, saat ia hendak salat subuh di masjid yang berlokasi di Gombak. Pihak keluarga al-Batsh menuding agen Mossad telah mengeksekusi anggota keluarganya.

"Ini jelas-jelas perbuatan Mossad. Al-Batsh merupakan seorang yang pintar. Siapapun warga Palestina yang pintar, jadi ancaman bagi Israel," kata Mohammad Shedad, 17 tahun, yang merupakan kerabat dari korban yang berada di Malaysia. Al-Batsh sendiri telah menetap di Malaysia selama 10 tahun.

Kepala Kepolisian Malaysia, Mohamad Fuzi Harun, mengatakan sebuah gugus tugas telah dibentuk untuk menyelidiki kasus pembunuhan ini dan pihaknya tak mau berspekulasi atas motif pembunuhan maupun apakah pembunuh bayaran asing turut terlibat dalam pembunuhan ini.

Dari hasil awal olah tempat kejadian perkara (TKP) polisi yang dilakukan pada Minggu, terdapat 14 tembakan yang diarahkan ke al-Batsh dan beberapa diantaranya menembus tembok. Sementara berdasarkan barang bukti foto yang berhasil diambil para saksi mata, dua pelaku memiliki perawakan mirip orang Eropa.

Sementara itu perwakilan Palestina di Malaysia, Anwar al-Agha, mengatakan jasad al-Batsh akan diterbangkan ke Palestina untuk dimakamkan di sana.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top