Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Presiden Korsel Ingin Jadi Fasilitator atau Mediator bagi AS-Korut

Moon Coba Akhiri Kebuntuan

Foto : AFP/Kim Min-Hee
A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Korsel, Moon Jae-in, esok akan melakukan kunjungan ke Pyongyang, Korut. Adapun misi utama Moon ke Korut untuk mengakhiri kemandekan perun-dingan denuklirisasi Korut dan Amerika Serikat.

SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, diwartakan akan mencoba mengakhiri kemandekan perundingan nuklir antara Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan sebelum Presiden Moon berkunjung ke Pyongyang pada pekan ini untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi untuk ke-3 kalinya sepanjang tahun ini dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un.

"Presiden Moon akan mencoba kembali berperan sebagai fasilitator atau mediator," kata penasihat khusus Kepresidenan Korsel untuk urusan luar negeri, Moon Chung-in. "Ia berkeyakinan bisa memperbaiki hubungan antar-Korea dengan memfasilitasi perundingan antara AS-Korut dan juga mencari penyelesaian masalah nuklir Korut," imbuh dia.

Presiden Moon akan melakukan kunjungan ke Korut selama 3 hari terhitung mulai Selasa (18/9). Hingga berita ini ditulis, belum ada rincian keterangan apa saja agenda Moon di Korut.

Sebelumnya Moon pernah bertemu dengan Kim pada Mei lalu di Panmunjom. Pertemuan itu berhasil membantu terlaksananya pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS, Donald Trump, dan Kim Jong-un yang terlaksana di Singapura pada Juni lalu.

Walau dalam pertemuan di Singapura telah disepakati sejumlah komitmen antara AS dan Korut, progres dari pelaksanaan komitmen itu berjalan lamban dan belum ada hasil yang nyata.

Dalam pertemuan di Singapura, AS menuntut agar Korut terlebih dahulu melaksanakan denuklirisasi seutuhnya, bisa diverifikasi, dan tak bisa dipulihkan. Sementara Korut menuntut diakhirinya Perang Korea serta ada jaminan keamanan jika Pyongyang melakukan denuklirisasi.

Menurut analis dari Asan Institute for Policy Studies, Go Myong-hyun, Pyongyang akan memanfaatkan ketidaksabaran Washington atas progres denuklirisasi demi mengamankan kepentingannya. Ketidaksabaran Washington karena pada pertengahan November nanti AS akan digelar pemilu untuk memilih legislatif, dimana kemenangan diplomasi AS terhadap Korut dipertaruhkan.

Sementara itu menurut analis lain dari institusi yang sama, Shin Beom-cheol, Presiden Moon akan mencoba meyakinkan pemimpin Korut agar memberikan komitmen secara verbal mengenai rincian program nuklirnya. "Korsel tak perlu melakukan inspeksi dan verifikasi untuk mendapatkan pernyataan dari mulut Kim Jong-un," kata Shin.

Ditambahkan Shin, jika pertemuan antara Moon dan Kim lancar, maka pertemuan tingkat tinggi antara Trump dan Kim, bisa terlaksana pada Oktober.

Ajak Pebisnis

Terkait rencana kunjungannya ke Pyongyang, Presiden Moon akan membawa rombongan pebisnis. Tujuan mengajak pebisnis ini karena Presiden Moon berkeinginan untuk mempromosikan kerja sama ekonomi lintas perbatasan.

Adapun pebisnis yang turut dengan rombongan Presiden Moon antara lain, pemimpin dari perusahaan elektronik raksasa Samsung, Lee Jae-yong, dan Wakil Ketua dari Hyundai Motor Group, Kim Yong-hwan.

"Moon sedang mengirimkan pesan pada Korut untuk mempercepat diselesaikannya denuklirisasi, menuntaskan perundingan dengan AS, agar Korsel bisa sepenuhnya melaksanakan kerja sama ekonomi," kata Go Myong-hyun.

Menurut penasihat Moon Chung-in, Presiden Moon akan membujuk Kim untuk melakukan inisiatif yang berani seperti melucuti bom nuklir dan menekan AS agar melakukan langkah balasan seperti diakhirinya sanksi ekonomi.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top