Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Catatan dari Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018

Momentum RI Berkiprah ke Kancah Global

Foto : Koran Jarkarta/ Budi

Apresiasi - Dari kiri: Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan, Managing Director IMF, Christine Lagarde, Menkeu, Srimulyani Indrawati dan Gubernur BI, Perry Warjiyo bergandengan tangan saat penutupan Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali akhir pekan lalu. Indonesia mendapat apresiasi karena sukses menggelar perhelatan akbar global itu.

A   A   A   Pengaturan Font

Perhelatan Annual Meeting IMF-Bank Dunia 2018 usai pada Minggu, 14 Oktober 2018. Sebagai tuan rumah, Indonesia menuai pujian dunia, khususnya dari 189 negara-negara anggota dua lembaga multilateral itu, karena dinilai paling sukses menggelar even akbar berskala global yang dihadiri 36.619 delegasi, pebisnis dan insan pers.


Ukuran keberhasilan secara kuantitas dari kegiatan tersebut juga terlihat pada banyaknya pertemuan yang digelar, baik plenary meeting, side meeting dan bilateral meeting yang jumlahnya mencapai 2.500 kali pertemuan.

Selain itu, para pengambil kebijakan di bidang ekonomi, politik dan sosial global pun ikut hadir, mulai dari Sekretaris PBB, Antonio Guterres, Managing Director IMF, Christine Lagarde, Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim serta Gubernur Bank Sentral hampir semua negara-negara anggota.


Mulai dari Gubernur Federal Reserve AS, Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral Inggris/Bank of England, Mark Carney, Gubernur Bank Sentral Tiongkok (PBoC), Yi Gang dan Gubernur Bank of Japan (BoJ), Haruhiko Kuroda, Presiden ADB, Takehiko Nakao hingga taipan asal Tiongkok, pendiri Alibaba, Jack Ma.


Sepuluh kepala negara ASEAN pun turut hadir dalam kesempatan itu, antara lain Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, PM Vietnam, Nguyen Xuan Puch.


Jika dari segi jumlah delegasi yang hadir sudah menjadi parameter pagelaran itu sukses, maka dari kualitas terutama benefit yang diperoleh Indonesia pun di luar ekpektasi.

Diawali dari rasa simpati para delegasi atas bencana alam yang menimpa dua provinsi di Indonesia yaitu, Lombok Nusa Tenggara Barat dan yang terakhir di Donggala, Palu dan Sigi, Sulawesi Tengah.


Tidak hanya menuai simpati, Bank Dunia melalui pemimpinnya, Jim Yong Kim menawarkan bantuan untuk rehabilitasi di wilayah Gempa, demikian juga dengan Bank of Thailand yang menyampaikan sumbangan langsung.


Hal yang paling heboh di kancah politik dan ekonomi global tentu pidato Presiden Joko Widodo yang menganalogikan konstalasi politik dan ekonomi global mirip film "Game of Thrones"

yang pada akhirnya semua aktor sadar bahwa kompetisi yang tidak sehat, malah membuka kesempatan datangnya ancaman kehancuran dunia, sehingga para aktor harus sadar dan berkolaborasi mengatasi ancaman secara bersama-sama.


Pidato Presiden Jokowi tersebut menuai pujian dan "standing ovation" dari para aktor politik dan ekonomi internasional. Christine Lagarde yang berpidato setelah itu menyanjung dengan mengatakan "Pidato Presiden Jokowi luar biasa, telah meningkatkan standard pidato kita," kata Lagarde.


Sedangkan, Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim yang tampil setelah Lagarde mengapresiasi Presiden RI dengan mengatakan "Apa lagi yang akan saya sampaikan, semuanya sudah diungkapkan Presiden Jokowi secara luar biasa," kata Kim.


Investasi dan Kesepakatan


Benefit langsung yang diraih dalam kesempatan itu antara lain keberhasilan mengantongi investasi dari mitra strategis asing senilai 13,5 miliar dollar AS atau setara dengan 202,5 triliun rupiah melalui 14 BUMN untuk membiayai infrastruktur.


Dalam kesempatan itu pula, Indonesia melalui Gubernur BI, Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati berhasil meyakinkan para pelaku ekonomi global bahwa kondisi ekonomi Indonesia tetap stabil dengan berbagai bauran kebijakan dalam menghadapi tekanan ekonomi global.


"Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 telah mampu menunjukkan Indonesia yang reformed, berdaya tahan (resilience) , dan progresif," kata Perry. Koran Jakarta/budi

Komentar

Komentar
()

Top