Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Momentum Pochettino

A   A   A   Pengaturan Font

Pochettino dapat menggunakan Liga Champions musim ini untuk mencapai level yang dihuni para pelatih top dunia.

LONDON - Pelatih Mauricio Pochettino menghadapi momen yang menentukan saat pelatih Tottenham Hotsupur itu berupaya bergabung dengan jajaran elite pelatih dunia. Jika menang atas Juventus, Kamis (8/3) dini hari WIB, akan membawa timnya melaju ke perempat final Liga Champions, dan membuat Pochettino dan Spurs naik level.

Setelah sekian lama dianggap sebagai pelatih yang sukses menangani tim berusia muda, Pochettino dapat menggunakan Liga Champions musim ini untuk mencapai level yang dihuni oleh orang-orang seperti Pep Guardiola, Jose Mourinho dan Diego Simeone.

Seperti mantan rekan senegaranya asal Argentina, Diego Simeone, Pochettino telah diincar oleh beberapa klub terbesar di Eropa.

Tapi sementara Simeone saat ini berupaya membawa Atletico Madrid merebut gelar La Liga dan Liga Europa, serta telah mencapai dua final Liga Champions, Pochettino masih menunggu momentumnya.

Meski mendapat pujian selama sembilan tahun karier kepelatihanya bersama Espanyol, Southampton dan sekarang Tottenham, pelatih berusia 46 tahun itu gagal membawa klubnya merebut trofi utama.

Jelas, meraih trofi bukanlah satu-satunya ukuran kesuksesan seorang pelatih dan tak ada yang meragukan Pochettino dengan apa yang telah diraihnya bersama Espanyol dan Southampton. Pochettino gagal merebut trofi bersama kedua klub itu karena kurangnya dukungan finansial.

Meskipun Tottenham memiliki sumber daya yang lebih besar daripada tim asuhan Pochettino lainnya, namun mereka masih kalah dibanding empat rival teratas di Liga Inggris.

Tapi penampilan mereka di Liga Champions selama beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa Spurs kini menebar ancaman. Klub asal London itu mengalahkan juara bertahan Real Madrid 3-1 di Wembley.

Hasil imbang 2-2 kontra Juventus di laga leg pertama babak 16 besar, merupakan langkah lain Spurs menuju target mereka musim ini. Dengan berharap bisa mencapai perempatfinal Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2011, menyingkirkan juara bertahan Serie A Italia itu akan menjadi langkah lain bagi Pochettino.

Pria asal Argentina itu mengatakan dia pernah berpikir untuk berhenti dari kariernya sebagai pelatih pada saat berusia 50 tahun. "Ketika saya memulai karier sebagai pelatih, saya berusia 36 tahun, saya berkata pada diri saya, 'Baiklah, saya akan menjadi pelatih dan batas saya adalah usia 50'," ujarnya.

"Sekarang, saya tidak tahu apakah saya akan lebih lama seperti Roy (Hodgson) atau (Sir Alex) Ferguson atau Wenger atau mungkin saya akan berhenti sebelumnya," sambungnya.

"Saya ingin memperbaiki dan mencoba menikmati pekerjaan saya tapi jika saya akan menderita atau menciptakan drama dalam hidup saya, saya lebih memilih untuk pergi. Sepakbola adalah sukacita, ini bukan drama. Bagi orang lain, ini berbeda tapi bagi saya sepakbola bukan drama -ini adalah sebuah kegembiraan," tandasnya.

Costa Termotivasi

Di sisi lain, pemain Juventus Douglas 'The Flash' Costa harus menunjukkan dia layak mendapat julukan itu. Costa yang memiliki potongan rambut petir dan juga memiliki kecepatan kilat dan keterampilan menggiring bola yang akan membantu Juventus merebut tiga gelar musim ini.

Mantan pemain sayap Bayern Munich berusia 27 tahun itu termotivasi menghadapi Tottenham. Juventus yang dilatih Massimiliano Allegri telah mengangkat trofi juara kompetisi tertinggi antar klub Eropa pada tahun 1985 dan 1996. Namun mereka kalah dua kali saat menjadi finalis dalam tiga edisi terakhir.

Tim asuhan Allegri itu masih memiliki peluang setelah membuang keunggulan dua gol lewat torehan Gonzalo Higuain dalam sembilan menit pembuka pada leg pertama di Turin bulan lalu.

Higuain tetap diragukan untuk lawatan ke London karena sakit pergelangan kaki kiri. Paulo Dybala telah kembali pulih dan mencetak gol kemenangan melawan Lazio pada akhir pekan. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top