Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Model Kewirausahaan Kemensos Didukung Australia

Foto : Istimewa

PEDOMAN OPERASIONAL | Dirjen Permbedayaan Sosial, Edi Suharto (kedua dari kiri) menyerahkan pedoman operasional kewirausahaan sosial yang akan disesuaikan dengan konsep integrated triple power kepada Cindy dari Yayasan Mahkota, di Jakarta, Jumat (7/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebanyak tiga model konsep kewirausahaan sosial yang simpel dan mudah diukur, sesuai dengan arahan Menteri Sosial, didukung penuh oleh The Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Dengan kewirausahaan sosial, penerima manfaat akan mendapatkan akses perbankan.

"Para penerima manfaat juga akan memiliki kemampuan mengelola aset, sustainable livelihood serta mampu mengembangkan jaringan. Target program kewirausahaan sosial saat ini adalah graduasi PKH yang memiliki potensi bisnis," kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Edi Suharto, di ruang kerja Dirjen Pemberdayaan Sosial, Jakarta, Jumat (7/8).

Hal itu terungkap dari rapat bersama DFAT yang dipimpin Edi. Rapat ini membahas tentang kerja sama yang sudah dibangun dengan pihak Kemensos menuju masyarakat Indonesia yang kuat dan sejahtera (Mahkota) sebagai salah satu tim teknis Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu atau SLRT.

Menurut siaran persnya, rapat dihadiri Sekretaris Ditjen Pemberdayaan Sosial, Kepala Biro Perencanaan, Kasubdit LPPK, Kepala Bagian PP Sekretariat Ditjen Pemberdayaan Sosial dan peserta rapat lainnya yang mengikuti melalui zoom metting.

Entaskan Kemiskinan

Selain itu juga membahas mengenai pedoman umum kewirausahaan sosial yang akan disusun oleh Mahkota. Program Mahkota ini merupakan kelanjutan dari investasi pemerintah Australia dalam perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Lebih jauh Edi menjelaskan model konsep kewirausahaan sosial itu. Pertama, model pembibitan yaitu bantuan usaha bagi wirausaha pemula yang memiliki potensi usaha. Kedua, model mentoring.

Ketiga, model inkubasi. Bagi pengusaha yang sudah maju. Karena banyak PKH graduasi yang omsetnya sudah besar. Mereka cukup dikaitkan dengan supplier besar sehingga produksinya bisa diserap. n mar/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top