Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Pasukan Russia Melemah akibat Pertempuran Lebih 4 Bulan

Misil Russia Hantam Odessa

Foto : AFP/Oleksandr GIMANOV

Bersihkan Puing-puing I Seorang perempuan lansia sedang membersihkan puing-puing di depan sebuah gedung yang hancur akibat serangan misil Russia ke Kota Serhiivka, di wilayah Odessa, Ukraina, pada Kamis (30/6). Akibat serangan misil itu sebanyak 19 warga tewas.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Serangan misil Russia dilaporkan telah menewaskan 19 orang dan melukai puluhan orang lainnya di wilayah Odessa, Ukraina, pada Jumat (1/7). Serangan itu diluncurkan sehari setelah pasukan Russia meninggalkan posisi mereka di sebuah pulau strategis dalam kemunduran besar invasi Kremlin ke Ukraina.

"Dua anak termasuk di antara yang tewas," kata para pejabat Ukraina.

"Jumlah korban tewas adalah 19 orang," tulis Sergiy Kruk, kepala layanan darurat Ukraina, di media sosial Facebook. "Tiga puluh delapan orang terluka, termasuk enam anak-anak," imbuh dia.

Kyrylo Tymoshenko, seorang pejabat senior di Kepresidenan Ukraina, sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas 18 orang, termasuk dua anak.

Misil-misil itu menghantam sebuah gedung apartemen dan pusat rekreasi pada Jumat pagi di Kota Serhiivka sekitar 80 kilometer selatan dari pelabuhan Laut Hitam Odessa, yang kini jadi titik pertempuran dalam konflik tersebut.

"Serangan misil Russia itu diluncurkan oleh pesawat yang terbang dari Laut Hitam," kata juru bicara administrasi militer Odessa, Sergiy Bratchuk. "Skenario terburuk terjadi dan dua pesawat strategis datang ke wilayah Odessa," imbuh dia dalam sebuah sesi wawancara televisi seraya menambahkan bahwa pesawat-pesawat Russia itu telah menembakkan misil yang sangat berat dan sangat kuat.

Serangan itu terjadi setelah misil-misil Russia menghancurkan sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kremenchuk, Ukraina tengah, yang menimbulkan kemarahan global pada awal pekan ini. Dalam serangan ke Kremenchuk sebanyak 20 tewas dan 38 orang lainnya belum ditemukan.

Di tempat lain di Ukraina, empat orang dilaporkan tewas dan tiga terluka dalam penembakan di Izium dan Chuguiv, dua distrik di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina dalam 24 jam terakhir, kata Oleg Synegubov, kepala distrik Kharkiv di Telegram.

Pejabat Ukraina juga menyatakan pasukan Russia terus menembak tanpa henti ke Kota Lysychansk di wilayah Donbas timur. Jika bisa menguasai Lysychansk, maka pasukan Russia dimungkinkan untuk terus bergerak maju untuk bisa menguasai Donbas.

Sementara itu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, saat menanggapi mundurnya pasukan Russia pasukan dari Pulau Ular menyatakan bahwa keputusan Russia itu telah sangat mengubah situasi di Laut Hitam.

"(Mundurnya pasukan Russia) itu belum menjamin keamanan. Belum menjamin musuh tidak akan kembali. Tapi sudah sangat membatasi tindakan penjajah," kata dia.

Laporan Intelijen

Sementara itu, seorang pejabat tinggi intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Presiden Russia, Vladimir Putin, masih ingin menguasai hampir seluruh Ukraina, tetapi pasukan Russia telah sangat lelah akibat konflik yang kemungkinan akan terus berlanjut.

Pejabat intelijen AS yang melaporkan hal itu adalah Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines. laporan itu disampaikan saat ia memberikan penilaian atas invasi Russia yang tengah berlangsung dalam sebuah acara di Washington DC pada Rabu (29/6).

"Secara singkat, prospeknya masih suram dan sikap Russia terhadap Barat makin keras," ucap Haines.

Haines pun mengatakan para pejabat intelijen AS yakin Putin praktis memiliki sasaran politik yang sama seperti yang dimilikinya pada tahap-tahap awal, yaitu menguasai hampir seluruh Ukraina.

Namun, Haines mengatakan juga pasukan Russia telah melemah akibat pertempuran selama lebih dari empat bulan. "Kami memandang ada ketidaksesuaian antara sasaran militer jangka pendek Putin di wilayah ini dengan kapasitas militernya," ucap Haines seraya menambahkan bahwa pasukan Russia kecil kemungkinan akan mencapai sasaran Putin dalam waktu dekat. AFP/NHK/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top