Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Misi Luar Angkasa Artemis, Batu Loncatan Mengkoloni Mars

Foto : AFP/ Gregg Newton

Roket Artemis I

A   A   A   Pengaturan Font

NASA tengah bersiap dalam pengujian untuk misi luar angkasa terbaru ke Bulan dengan nama Artemis. Pengalaman dari misi ini akan digunakan untuk melakukan pendaratan berawak ke Mars di masa depan.

Amerika Serikat pernah melakukan misi pendaratan di Bulan pertama dengan nama Apollo 11, yang diawaki oleh Neil Armstrong dan pilot modul lunar Buzz Aldrin. Keduanya berhasil mendarat dengan Modul Lunar Apollo Eagle pada 20 Juli 1969.
Misi terakhir ke National Aeronautics and Space Administration (NASA) ke Bulan terjadi pada pada 14 Desember 1972 diawaki oleh Gene Cernan dan Jack Schmitt menggunakan Apollo 17. Terhitung total ada 6 kali misi NASA ke Bulan dengan membawa 12 orang awak.
Setelah 53 tahun pendaratan pertama di Bulan itu, NASA akan kembali ke Bulan melalui misi yang lebih canggih dengan nama Artemis. Misi ini akan terbagi menjadi Artemis I, II, III, dan seterusnya jika diperlukan, dengan menggunakan pesawat Orion.
Artemis merupakan sosok dewi pemburu, alam liar, hewan liar, alam, tumbuh-tumbuhan, persalinan, bulan, dan kesucian dalam mitologi Yunani. Dia adalah putra Zeus dengan Leto, dan saudara kembar Apollo.
Sedangkan Orion adalah nama rasi bintang yang dalam bahasa Jawa disebut Waluku atau rasi bintang bajak. Orion adalah salah satu rasi bintang yang paling dikenal di langit dan dalam mitologi klasik itu, Orion adalah pendamping Artemis ketika berburu.
Berbeda dengan misi Apollo 11, misi berkelanjutan oleh NASA ini bertujuan untuk mendaratkan astronot perempuan pertama dan astronot kulit berwarna pertama di Kutub Selatan Bulan. Ini adalah misi Bulan berawak pertama badan antariksa AS sejak Apollo 17 pada 1972.
Artemis bukan hanya difokuskan pada eksplorasi Bulan, tetapi tujuan jangka panjang NASA lebih ambisius yaitu melakukan pendaratan berawak di Mars. Menggunakan teknologi dan penelitian penerbangan yang dikembangkan selama ini misi akan membangun pangkalan di permukaan Bulan termasuk akan pembangunan stasiun ruang angkasa di orbitnya.
Artemis akan diluncurkan dengan menggunakan The Space Launch System (SLS) dengan roket bertumpuk dengan tinggi 98 meter. Roket ini termasuk sistem SLS kelas mega, lebih besar dari roket Saturn (Titan Saturn System Mission/TSSM).

Latihan Statis
Menurut CNN, NASA telah melakukan pengujian pesawat ruang angkasa Orion dengan memulai gladi bersih Jumat (29/3) di Kennedy Space Center di Florida. Tes diperkirakan berlangsung hingga Minggu (3/3). Hasilnya akan menentukan kapan Artemis I yang tidak berawak akan diluncurkan ke Bulan lalu kembali ke Bumi.
Latihan statis ini akan menguji penyalaan roket SLS dan pesawat ruang angkasa Orion, fungsi propelan superdingin ke dalam tangki roket, melakukan simulasi peluncuran hitung mundur penuh, menyetel ulang jam hitung mundur, dan menguras tangki roket.
Tes dimulai dengan panggilan ke stasiun pada Jumat (1/4) pukul 5 sore dan akan berakhir Minggu (3/4) malam dengan hitungan mundur terakhir.
"Panggilan ke stasiun, yang merupakan check in dengan setiap tim yang terkait dengan peluncuran," kata Direktur Peluncuran Artemis untuk program Sistem Tanah Eksplorasi NASA (Exploration Ground Systems Program), Charlie Blackwell-Thompson.
Setelah roket dimuat dengan lebih dari 3,2 juta liter propelan, latihan sesungguhnya dengan mengikutsertakan tim berawak akan melalui semua langkah menuju peluncuran.
"Hidrogen cair berada pada suhu negatif 268 derajat Celsius, oksigen cair bersuhu negatif 169 derajat Celsius, jadi zat itu sangat dingin," kata Tom Whitmeyer, wakil administrator asosiasi untuk pengembangan sistem eksplorasi di markas NASA, saat konferensi pers.
"Saya dulu berpartisipasi dalam program pesawat ulang-alik ini, dan ini seperti menonton balet. Anda memiliki tekanan, volume, dan suhu. Dan Anda benar-benar mengerjakan semua parameter itu untuk mendapatkan operasi tank yang sukses," papar dia.
Anggota tim kemudian akan menghitung mundur hingga dalam satu menit dan 30 detik sebelum peluncuran dan jeda untuk memastikan mereka dapat menahan peluncuran selama tiga menit. Kemudian bisa dilanjutkan lalu membiarkan jam berjalan hingga 33 detik, lalu menjeda hitungan mundur.
Kemudian, mereka akan mengatur ulang jam ke 10 menit sebelum peluncuran, melakukan hitungan mundur lagi dan berakhir pada 9,3 detik, tepat sebelum penyalaan dan peluncuran terjadi. Ini mensimulasikan apa yang disebut mengasah kemampuan bagi peluncuran. Pembatalan peluncuran bisa dilakukan jika terjadi cuaca buruk atau masalah teknis.
Peluncuran Artemis akan dibagikan di situs NASA, tetapi tidak secara detail membagikan hal spesifik seperti suhu, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas karena ada informasi penting yang sensitif.
"Jadi kita harus sangat berhati-hati ketika kita berbagi data, terutama untuk pertama kalinya," kata Whitmeyer.
Selama penerbangan, pesawat ruang angkasa Orion yang tidak berawak akan diluncurkan di atas roket SLS untuk mencapai Bulan. Pesawat akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di luar angkasa, lebih jauh daripada pesawat ruang angkasa manapun. Misi ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa pekan dan akan berakhir dengan jatuhnya Orion di Samudra Pasifik.
Artemis I akan menjadi tempat pembuktian terakhir bagi Orion sebelum pesawat ruang angkasa itu benar-benar membawa astronot ke Bulan. Jarak Bulan, 1.000 kali lebih jauh dari jarak Bumi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berada. hay/I-1

Dilakukan Secara Bertahap

Misi Artemis dilakukan dalam beberapa tahun. Setelah penerbangan Artemis I tanpa awak, Artemis II akan menjadi misi berawak yang terbang melintasi Bulan. Sedangkan Artemis III akan mengembalikan astronot ke permukaan Bulan. Peluncuran Artemis IV dan seterusnya tergantung pada hasil peluncuran sebelumnya.
Misi Artemis 1 merupakan misi tanpa awak adalah tes ekstensif Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) dan modul Orion. SLS akan lepas landas dari Kennedy Space Center di Florida, dan begitu berada di luar angkasa, modul Orion akan terlepas dan melakukan perjalanan ke Bulan.
Orbitnya akan membawanya 62 mil di atas permukaan Bulan sebelum melanjutkan 40.000 mil di luar Bulan. Setelah waktu tempuh 20 hingga 25 hari, modul akan mendarat di Samudra Pasifik dekat California.
Misi Artemis 2 akan menjadi penerbangan antariksa berawak perintis untuk Program Artemis, membawa manusia lebih jauh dari yang pernah mereka kunjungi di luar angkasa. Setelah diluncurkan ke luar angkasa oleh roket SLS, empat orang awak akan menerbangkan modul Orion sejauh 8.889 kilometer di luar Bulan.
"Misi akan menyelesaikan penerbangan lintas Bulan dan kembali ke Bumi. Perlu waktu antara delapan hingga sepuluh hari dan mengumpulkan data uji terbang yang berharga," tulis NASA.
Dalam Artemis 2, empat astronot di atas modul Orion akan berlabuh ke Lunar Gateway dan tetap berada di luar angkasa selama 30 hari. Sistem pendaratan manusia kemudian akan membawa dua astronot ke Kutub Selatan Bulan, sebuah wilayah yang sebelumnya belum pernah dikunjungi manusia.
"Para astronot diperkirakan menghabiskan sepekan menjelajahi permukaan dan melakukan berbagai studi ilmiah, termasuk pengambilan sampel es air yang pertama kali terdeteksi di Bulan pada 1971," lanjut NASA.
NASA saat ini memusatkan perhatian mereka pada misi Artemis 1 hingga 3. Jika ini terbukti berhasil, memiliki ambisi untuk misi berawak lebih lanjut setiap tahun.
Salah satu harapannya adalah astronot masa depan mulai membangun pangkalan di permukaan Bulan, dengan maksud untuk akhirnya menggunakan satelit sebagai pos pementasan dalam perjalanan ke Mars. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top