Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemulihan Ekonomi - Pemerintah Perlu Percepat Vaksinasi di Berbagai Daerah

Minimalkan Dampak Omicron

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Varian Covid-19 Omicron diperkirakan tak akan mempengaruhi ekonomi nasional tahun ini secara masif asalkan pemerintah memilih penanganan kesehatan secara tepat.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai dampak Omicron terhadap perekonomian jangka pendek akan sangat bergantung respons pemerintah dalam menyikapi peningkatan kasus Omicron, setidaknya dalam dua pekan terakhir ini.

Dia menambahkan, belajar dari pengalaman varian Delta yang terjadi pada Juli 2021, kenaikan kasus yang cepat umumnya akan mendorong pemerintah membatasi mobilitas masyarakat. Pembatasan mobilitas masyarakat tersebut tentunya akan membatasi aktivitas perekonomian.

"Muaranya akan berdampak terhadap aktivitas perekonomian pada kuartal I (2022), khususnya itu ada potensi pertumbuhan ekonomi akan cukup rendah apabila pendekatan yang dilakukan itu tidak cepat dan juga kemudian kenaikan dari Omicron sepanjang Februari dan juga Maret," ucapnya di Jakarta, awal pekan ini.

Untuk mengantisipasi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 karena varian Omicron, dia menyarankan pemerintah untuk lebih cepat yang mendorong langkah-langkah antisipasi penyebaran varian Omicron, sehingga dampaknya tidak akan terlalu terasa setidaknya sampai dengan Maret.

"Asumsi saya, Februari ini akan menjadi semacam bulan di mana pemerintah akan fokus dalam penanganan Omicron ini," ujar dia.

Mengenai dampak jangka panjang dari Omicron ke perekonomian, lanjutnya, akan bergantung kepada penanganan dan juga seberapa lama Omicron meluas di masyarakat.

Lebih lanjut, dia juga mengingatkan pemerintah untuk melakukan sejumlah upaya antisipatif seperti mempercepat vaksinasi di daerah-daerah dengan persentase vaksinasi yang masih rendah dengan berfokus pada kelompok masyarakat rentan. Lalu, meningkatkan kapasitas test, tracing, dan isolasi, termasuk dengan maksimalkan peran dari PeduliLindungi yang bisa menjadi semacam alat untuk membuat masyarakat yang beraktivitas di luar lebih waspada terhadap penyebaran varian Omicron.

Selain itu, ia juga menyarankan agar kegiatan-kegiatan seperti pertemuan tatap muka di sekolah mungkin perlu dipertimbangkan untuk ditunda sementara. Jadi, diubah kembali ke pembelajaran jarak jauh demi memutus mata rantai penyebaran.

Standar Berbeda

Hal senada juga disampaikan Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad. Dia menyampaikan Omicron tak akan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Tanah Air selama tidak ada kenaikan level PPKM.

Tauhid berpendapat pemerintah menerapkan standar yang berbeda terkait penanganan Covid-19 varian Omicron dengan varian Delta. Jika menggunakan standar penanganan Delta, lanjutnya, saat ini Indonesia telah menerapkan PPKM level 3 dan 4 karena kasus Omicron yang semakin naik.

Namun, saat ini pemerintah tidak memberlakukan kebijakan penanganan seperti saat kasus varian Delta merebak di Indonesia, sehingga dampak ekonominya seperti biasa saja dan terlihat seolah-olah tidak terjadi masalah kesehatan di antara masyarakat.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top