Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Minim Sentimen Positif

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada awal pekan ini. Pergerakan diperkirakan terbatas disebabkan minim sentimen terutama dari data ekonomi pada awal pekan ini, terlebih setelah pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir pekan lalu.

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan, menilai secara teknikal candlestick membentuk doji dengan stochastic berada di level overbought sehingga rawan mengalami koreksi dalam jangka pendek. Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (5/9), bergerak melemah dengan resistance 2 di 7.237 dan resistance 1 di 7.207, sementara support 1 di 7.146 serta support 2 di level 7.115.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan lalu ditutup menguat seiring aksi beli oleh investor asing. IHSG ditutup menguat 24,08 poin atau 0,34 persen ke posisi 7.178,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,86 poin atau 0,28 persen ke posisi 1.019,79.

"Deflasi pada Agustus yang menjadi kabar baik setelah IHK melesat pada Maret-Juli, menjadi pendorong penguatan IHSG hari ini," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, M Julian Fadli, dalam ulasannya di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa Indeks Harga Konsumen atau IHK pada Agustus berhasil melandai dan mencatatkan deflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan. "Inflasi dalam negeri yang melandai menjadi angin segar dan optimisme pelaku pasar yang meningkat menjadi katalis positif," ujar Julian.

Dibuka menguat, IHSG terus bergerak di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah berada di teritori positif sampai penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 1,21 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor perindustrian masing-masing 0,9 persen dan 0,82 persen.

Sedangkan tiga sektor terkoreksi di mana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 1,33 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor infrastruktur masing-masing minus 0,2 persen dan minus 0,02 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top