Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Minim Kompetisi Amatir, Petinju Indonesia Sulit Bersaing

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Syamsul berharap pemerintah maupun federasi tinju memperhatikan frekuensi kejuaraan amatir tersebut karena dia menegaskan bahwa para petinju terbaik dunia lahir dari tinju amatir. Jika di Indonesia ada sosok layaknya penyandang super champion WBA Chris John dan juara dunia IBO Daud Yordan, di luar negeri ada nama seperti Gennady Golovkin yang melewati lebih dari 300 laga amatir sebelum menjadi juara dunia WBA, WBC, IBF, dan IBO.

"Kenapa yang terbaik dihasilkan dari tinju amatir? Karena di amatir, kalau ada kesalahan sekecil apapun seperti teknik memukul tidak benar pasti diperingatkan atau pertandingan dihentikan. Contohnya memukul dengan teknik pukul seperti menampar itu pasti diperingatkan, karena harus pukulan benar tekniknya, dengan buku-buku jari," tutur Syamsul.

Selain itu, Syamsul juga mengatakan bahwa dengan melihat persaingan tinju di Asia, Indonesia sulit meraih medali pada Asian Games 2018. "Kalau pun mendapatkan medali, perunggu saja sudah bagus sekali," ujar Syamsul.

Mantan atlet yang pernah menjadi kampiun di Kejuaraan Tinju Amatir Asia Tahun 1977 itu memprediksi negara-negara pecahan Uni Soviet akan mendominasi Asian Games 2018.

Indonesia, lanjut dia, hanya memiliki kans 10 persen untuk mengalahkan para petinju dari negara bekas Uni Soviet tersebut. "Lihat saja di kejuaraan Asia lalu di Uzbekistan, tuan rumah sangat mendominasi. Lawan-lawannya dibuat seperti mainan," ujar Syamsul.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono, Antara

Komentar

Komentar
()

Top