Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diplomasi Internasional I Kanselir Jerman Angela Merkel Akan ke AS untuk Bujuk Trump

Merkel Selamatkan Kesepakatan Iran

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemimpin Jerman, Merkel kerap menekankan perlunya aturan internasional bagi mengatasi masalah-masalah global seperti konflik dan isu terorisme serta perusakan lingkungan hidup.

BERLIN - Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Jumat (27/4) ini akan pergi ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump. Kunjungan Merkel ke AS salah satunya melakukan misi terakhir dari Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015.

Sebelumnya utusan dari Eropa lainnya yaitu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, gagal untuk membujuk Trump. Upaya mengajukan proposal untuk memperbarui kesepakatan nuklir Iran yang diusung AS-Prancis, telah ditolak mentah-mentah oleh Iran.

Misi Merkel mirip dengan apa yang telah dilakukan Macron yaitu membujuk Trump agar tak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran. Tenggat kesepakatan Iran yaitu 12 Mei mendatang. Trump telah mengancam akan menghancurkan kesepakatan yang membuat Iran menyetop program persenjataan nuklir dengan imbalan diperlonggarnya sanksi ekonomi.

Negara-negara Uni Eropa dan negara penandatangan kesepakatan berupaya membujuk Trump agar tak meninggalkan kesepakatan itu karena kesepakatan itu merupakan bentuk pertahanan terbaik melawan perlombaan senjata nuklir regional.

"Prioritas utama kami yaitu menjaga agar kesepakatan nuklir tetap ada. Kanselir Merkel menyatakan program misil balistik Iran bisa menimbulkan kekhawatiran," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Jerman.

Pertemuan antara Merkel-Trump diprediksi akan sulit. Terakhir kali mereka bertemu pada Maret 2017, Trump enggan mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan Merkel.

Sifat Trump dan Merkel pun bertolak belakang. Trump mengkritik Merkel karena Jerman membuka perbatasan bagi pengungsi. Sementara Merkel pun menyaksikan putusan Trump untuk menarik keanggotaan AS dari Kesepakatan Iklim Paris.

Merkel kerap menekankan perlunya aturan internasional bagi mengatasi masalah-masalah global seperti konflik dan isu terorisme serta perusakan lingkungan hidup. Sementara Trump malah mengutamakan kebijakan "America First".

"Angela Merkel telah lama berkuasa di Jerman. Ia telah menjalin hubungan baik dengan Presiden AS sebelum Trump. Kini Merkel bisa dikatakan akan bertemu dengan mitra yang amat sulit," demikian German Marshall Fund of the United States. "Kunjungan Merkel kali ini merupakan yang paling berisiko," imbuh lembaga itu.

Sementara itu harian Jerman, Berliner Zeitung menulis misi diplomatik Merkel ke AS amat berat tak seperti apa yang dihadapi Presiden Macron. "Ia memang tak bisa menandingi Macron, namun ia patut membekali diri dengan strategi," ungkap harian itu.

Bahas Perdagangan

Selain mengemban misi untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran, Merkel dan Trump juga akan membahas isu perdagangan bilateral yang bisa mencegah terjadinya perang dagang transatlantik.

Bulan lalu, Trump mengumumkan pengenaan tarif sebanyak 25 persen atas produk baja dan 10 persen atas produk aluminium. Kebijakan tarif itu diberlakukan setelah AS mengklaim impor negara asing telah mencelakai keamanan nasional AS lewat kebutuhan produksi domestik yang dibutuhkan bagi kesiapsiagaan militer.

Karena keluhan dari negara-negara sekutunya, Trump akhirnya memberikan kelonggaran sementara terutama bagi negara anggota UE. Namun kelonggaran ini akan berakhir pada 1 Mei mendatang.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top