Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Merespons Sampah DKI yang Menjadi Musuh Dunia

Foto : ANTARA/Risky Andrianto

Tumpukan Sampah I Pemulung beraktivitas di area zona Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/6).

A   A   A   Pengaturan Font

"Indonesia berada di peringkat kedua polusi plastik terbesar di dunia setelah Tiongkok dengan laporan menghasilkan 187,5 ton sampah plastik per tahun, sekitar satu juta ton di antaranya bocor mencemari laut," ujar aktor Hollywood, Leonardo Dicaprio, dalam postingan gambar di akun Instagram @leonardodicaprio, pada tanggal 15 Maret 2019.

Postingan gambar hasil jepretan fotografer yang mendokumentasikan perubahan iklim di dunia, Elisabetta Zavoli, itu memperlihatkan beberapa laki-laki dari Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, menangkap ikan pada genangan air yang tercemar limbah sampah bercampur lumpur.

Aktor pemeran film Titanic itu menyoroti bahaya efek rumah kaca dari produksi sampah plastik yang kini ditampung Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang hasil buangan dari sekitar 15 jutaan warga di Jakarta.

Postingan pada akun 32,3 juta pengikut dari berbagai negara di dunia itu menuai komentar beragam sebanyak 1.923 netizen di Indonesia maupun internasional terkait dengan bahaya efek rumah kaca yang dihasilkan sampah plastik.

Penggiat Lingkungan

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPST Bantargebang pada Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, merespons postingan itu dalam kapasitas Leonardo sebagai pegiat lingkungan internasional yang fokus pada perubahan iklim.

Menurut dia, TPST Bantargebang merupakan landfill atau lokasi penimbunan sampah terbesar di Asia Tenggara dengan volume eksisting sampah saat ini berkisar 26 juta meter kubik. Namun, pihaknya belum melakukan studi khusus terkait dengan tudingan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia.

TPST Bantargebang berdomisili di tiga wilayah kelurahan seluas total 110,3 hektare, yakni Ciketing Udik, Cikiwul, dan Kelurahan Sumurbatu, menampung distribusi sampah rata-rata 7.452 ton per hari dari Jakarta.

Volume itu mengalami tren peningkatan setiap tahun berkisar 400 hingga 1.000 ton dengan komposisi 33 persen sampah plastik, sisa makanan 39 persen, 9 persen kain, 3 persen kulit atau karet, sampah B3 4 persen, kayu atau rumput 4 persen, kertas 4 persen, dan jenis lainnya 4 persen.

Baca Juga :
Program Kali Bersih

Sampah itu ditimbun sejak 1989 hingga sekarang pada lahan seluas total 74,5 persen dari luas lahan TPST. jon/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Yohanes Abimanyu, Antara

Komentar

Komentar
()

Top