Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Merawat Kesehatan Tubuh dengan Aplikasi Kulit Buatan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Terinspirasi dari kulit asli, sensor yang dikembangkan para ilmuwan bisa diaplikasikan untuk membantu proses penyembuhan luka. Sensor menyerupai kulit asli dan memungkinkan proses pemantauan luka jangka panjang berkinerja tinggi, dan real-time pada penggunanya.

Sensor ini dikembangkan oleh para peneliti di Binghamton University dan sejumlah rekan dari univeritas lain di Amerika Serikat. Keberadaan sensor ini penting untuk dimanfaatkan di bidang medis.Sensor ini memiliki sejumlah keunggulan. Mulai dari bentuknya yang menyerupai dengan kulit asli hingga kemampuannya untuk melakukan pemantauan luka dalam jangka panjang dan semua pemantauan bisa dilakukan real time. Serta sensor yang mampu menghasilkan kinerja tinggi untuk melakukan pemantauan.

Sensor ini dapat membantu memajukan aplikasi perawatan kesehatan. Teknologi ini diharapkan juga memberikan pemahaman kuantitatif yang lebih baik dalam perkembangan penyakit, perawatan luka, kesehatan umum, pemantauan kebugaran, dan banyak lagi," terang Matthew Brown, seorang mahasiswa PhD di Binghamton University yang terlibat dalam riset ini.

Biosensor adalah perangkat analitis yang menggabungkan komponen biologis dengan detektor fisiokimia untuk mengamati dan menganalisis zat kimia dan reaksinya dalam tubuh.

Meskipun merupakan sebuah kemajuan besar dalam bidang medis, namun teknologi biosensor konvensional, masih memiliki keterbatasan sebagai tantangan yang harus di atasi dan juga menuntut banyak perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan fungsionalitasnya.

Para peneliti di Intimately Bio-Integrated Biosensors lab Universitas Binghamton telah mengembangkan sensor elektromekanis mesh terbuka yang terinspirasi kulit yang mampu memonitor laktat dan oksigen pada kulit.

"Kami fokus pada pengembangan platform generasi berikutnya yang dapat berintegrasi dengan jaringan biologis (misalnya kulit, jaringan saraf, dan jantung)," kata Brown.

Di bawah bimbingan Asisten Profesor Teknik Biomedis Ahyeon Koh, Brown, siswa master Brandon Ashely dan Youjoong Park, dan mahasiswa sarjana Sally Kuan merancang sensor yang terstruktur mirip dengan arsitektur mikro kulit. Sensor yang dapat dikenakan ini dilengkapi dengan kabel sensor emas yang mampu memamerkan mekanisme serupa dengan elastisitas kulit.

Para peneliti berharap untuk membuat mode sensor baru yang akan menyatu mulus dengan tubuh pemakainya untuk memaksimalkan analisis tubuh sehingga mampu membantu memahami informasi kimia dan fisiologis yang terjadi secara real time.

"Topik ini menarik bagi kami karena kami sangat tertarik dengan evaluasi kemajuan penyembuhan luka secara real time dalam waktu dekat," kata Brown. "Baik laktat dan oksigen adalah biomarker penting untuk mengakses perkembangan penyembuhan luka." Tambah Brown.

Mereka berharap bahwa penelitian di masa depan akan memanfaatkan desain sensor yang terinspirasi kulit ini untuk memasukkan lebih banyak biomarker dan membuat lebih banyak sensor multifungsi untuk membantu penyembuhan luka.

Mereka berharap untuk melihat sensor-sensor ini dikembangkan lebih lanjut dan dimasukkan ke dalam organ internal untuk mendapatkan pemahaman lebih tentang penyakit yang mempengaruhi organ-organ ini dan tubuh manusia.

"Platform sensor terstruktur bio-mimikri memungkinkan transfer massa gratis antara jaringan biologis dan elektronik bio-interfaced," kata Koh.

"Oleh karena itu, sistem pengindraan bio-integrasi yang intim ini mampu menentukan peristiwa biokimia yang kritis sambil tidak terlihat oleh sistem biologis atau tidak membangkitkan respons peradangan," kata Koh. nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top