Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Uji Coba MRT

Merasakan Kereta Senilai Belasan Triliun Rupiah

Foto : koran jakarta/ Peri Irawan

Naik MRT I Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi bersama jajarannya mencoba kereta MRT Jakarta didampingi Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, Rabu (31/10).

A   A   A   Pengaturan Font

Tak terasa, durasi tempuh dari Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat ke Lebak Bulus, Jakarta Selatan, cukup ditempuh 15 menit. Biasanya, jalur itu harus menghabiskan waktu lebih dari satu jam. Terlebih, saat macet. Namun dengan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, perjalanan dari kedua tempat ini menjadi cepat.

Selain cepat, moda transportasi yang teranyar ada di Indonesia ini pun menyuguhkan kenyamanan cukup tinggi. Tidak ada goncangan dan getaran sedikitpun. Karena rel MRT ini dibuat tanpa sambungan.

Sejak September lalu, PT MRT terus melakukan pengujian kesesuaian sistem (system acceptance test) dengan rangkaian kereta pertama MRT Jakarta. Kereta senilai lebih dari 14 triliun rupiah ini diyakini tidak akan mengangkut penumpang hingga berdesak-desakkan. Setiap gerbong, hanya bisa terisi 250 orang. Dan satu rangkaian ada 6 gerbong kereta.

Perjalanan kereta MRT ini akan diatur oleh operation command center (OCC) dari jarak jauh. Sehingga, kedatangan kereta antar stasiun dipastikan sangat tepat. Apalagi, akan ada 16 rangkaian kereta MRT yang akan dioperasikan di Jakarta.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi bersama jajarannya pun merasakan nyamannya kereta MRT tersebut. Semula, ungkapnya, kecepatan kereta MRT hanya pada kecepatan 18 kilometer per jam. Tak lama berselang, kecepatan kereta pun ditingkatkan menjadi 30 kilometer per jam sesuai angka operasional komersial.

"Kita awal dari Bundaran HI, mulai jalan hanya 18 kilometer per jam, lalu naik ke 30 kilometer per jam hingga kita sampai ke Lebak Bulus ini. Luar biasalah, akhirnya Indonesia memiliki MRT ini," ujar Prasetio di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (31/10).

Dalam uji coba itu, politisi PDIP ini menjajal duduk di kursi masinis. Dia merasa layaknya menaiki mobil biasa. Bahkan, dia meminta agar kecepatan kereta MRT itu ditambah lagi hingga melebihi 100 kilometer per jam. Karena kecepatan maksimum kereta MRT ini bisa sampai 110 kilometer per jam.

"Karena saya pembalap. Saya minta ditambah kecepatannya di atas 100 km/per jam, tadi sempat dicoba. Enak sekali luar biasa. Akhirnya, masyarakat Indonesia akan datang ke Jakarta untuk mencoba MRT daripada pakai mobil. Waktu juga sangat tepat, bagus, 15 menit. Ini saya optimis bisa mengurangi kamacetan," tegasnya.

Siapkan Operasi

Menurutnya, PT MRT Jakarta harus mempercepat pembangunan MRT fase selanjutnya. Baik fase kedua dari Bundaran HI ke Kampung Bandan dan fase 3 koridor timur-barat.

"Saya nggak menyangka, akhirnya kita punya MRT. Kita tertinggal dari negara tetangga jauh sekali. Saya bicara dengan Dirut MRT dalam perjalanan, agar fase ketiga segera disiapkan. Jadi, kerja capek sekalian. Saya juga bicara sama Dirut MRT agar memasang CCTV lebih banyak di setiap stasiun bawah," ungkapnya.

Senada dengannya, anggota DPRD DKI Jakarta faksi Golkar, Ashraf Ali merasakan kenyamanan kereta dalam ujicoba MRT tersebut. Dia mengapresiasi Presiden Joko Widodo karena berani mengeksekusi pembangunan MRT saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dulu.

"Tidak kalah bagus dengan MRT di Jepang. Walaupun Subway di Jepang ada 3-4 tingkat ke bawah perut bumi, tapi kualitasnya sama. Malah, lebih bagus ini menurut saya. Jalannya halus, tanpa ada goncangan. Salut sama pak Jokowi yang berani mengeksekusi MRT ini," tegasnya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, perkembangan konstruksi sipil dan arsitektural MRT Jakarta fase 1 telah mencapai 97,08 persen. Rinciannya, jalur dan stasiun layang telah mencapai 96,20 persen dan jalur serta stasiun bawah tanah mencapai 97,96 persen.

"Sedangkan kesiapan operasi yang mencakup persiapan institusi dan sumber daya manusia telah mencapai 73,58 persen. Kami terus melakukan upaya percepatan pembangunan agar target operasi komersial pada Maret 2019 dapat terpenuhi," katanya.

Menurutnya, kontraktor proyek akan melakukan uji coba operasi sistem perkeretaapian secara terintegrasi pada pertengahan November nanti. Lalu, pada 8 Desember, pihaknya akan lakukan uji coba rangkaian kereta ke-2 hingga ke-16 di jalur utama.

"Dan akhir Desember 2018 hingga pertengahan Februari 2019 akan kita lakukan partial dan full trial run. Saat ini, direktorat operasi dan pemeliharaan juga sedang melakukan sejumlah persiapan seperti sertifikasi masinis," tandasnya.
peri irawan/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top