Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menteri Tjahjo: Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin Terbuka Terhadap Kritik

Foto : Istimewa

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin terbuka terhadap kritikan. Keduanya, tidak antikritik. Bahkan menganggap setiap kritikan itu adalah masukan berharga. Sebab, jalannya pemerintahan ini memang harus dikawal dan dikontrol.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan hal itu di Jakarta, Minggu (14/11). Menurut Tjahjo, pemerintah atau bahkan Presiden Jokowi sangat terbuka atas kritik. Apalagi kritik yang membangun.

"Terkait BEM Unmul yang mengkritik atau menyebut Wapres seperti patung Istana, menurut saya BEM itu dalam melakukan kritik sah-sah saja. Hanya saja saya minta tidak asal kritik. Harus ada data yang konstruktif. Jangan asal bicara asal kritik," kata Tjahjo.

Terkait dengan postingan kritik dari BEM Unmul yang menggambarkan Wapres seperti "Patung Istana," menurut Tjahjo menunjukkan teman-teman di BEM Unmul kurang jeli mengamati kinerja Wapres. Wapres itu punya tugas sendiri sebagaimana penugasan kerja dari Presiden. Jadi tugas Wapres itu saling melengkapi dengan Presiden.

"Contoh terkait Kemenpan RB tercatat sudah empat kali Wapres hadir di acara Kemenpan RB dan sudah tujuh kali Wapres memimpin rapat untuk memonitor dan memberikan arahan terkait visi misi Presiden terkait reformasi birokrasi," katanya.

Sebelumnya Menteri Tjahjo mengatakan, munculnya kritikan yang mengevaluasi kinerja menteri dari pengamat itu wajar dan biasa. Pengamat berhak melakukan penilaian.

"Seorang pengamat itu bebas memberikan pengamatan, termasuk terkait dengan kinerja anggota kabinet. Pengamatan itu bisa obyektif, bisa pula subyektif. Ituhak penuh pengamat," ujarnya.

Sebagai anggota kabinet, Tjahjo mengatakan, ia tak permasalahkan apa pendapat atau hasil pengamatan pengamat terhadap dirinya. Baginya, kritikan itu adalah masukan. Karena bagaimana pun, kinerja seorang pejabat publik itu memang harus terus dikawal. Dikontrol. Publik berhak mengontrol itu. Termasuk pengamat tentunya.

"Kita menghargai saja.Tapi menurutsaya seluruh anggota kabinet pastinya sudah kerja keras menjabarkan visi misi Bapak Presiden Bapak Jokowi dan Wapres Bapak Ma'ruf Amin," kata dia.

Yang pasti, sebagai pembantu Presiden, lanjut Tjahjo, penilaian objektif atas hasil kinerja datang dari atasan dalam hal ini adalah Presiden dan Wakil Presiden. Karena Presiden dan Wakil Presiden yang memberi mandat kepada pembantunya. Mandat yang sewaktu-waktu bisa dicabut oleh Presiden

"Penilaian obyektif atas kinerja anggota kabinet sepenuhnya ada pada penilaian Bapak Presiden. Dan masa kerja anggota kabinet sebagai pembantu Presidenitu bisa satu hari, satu bulan atau satu tahun dan bisa satu atau pun dua periode jabatan. Semuanya tentu kami serahkankepada keputusan Bapak Presiden," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top