Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 06 Okt 2024, 08:30 WIB

Menteri LHK Soroti Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia

Foto udara kapal tongkang melintasi Jembatan Muara Sabak yang diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Selasa (27/8/2024).

Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyoroti perbaikan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) dalam beberapa tahun terakhir, termasuk perbaikan kualitas udara di wilayah Indonesia.

"Kondisi kualitas lingkungan hidup mengalami perbaikan sejak tahun 2015, yang berada di kisaran 68,23 menjadi 72,54 pada tahun 2023," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam seminar internasional yang diadakan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dipantau daring di Jakarta, Jumat (4/10).

Lewat pidato yang dibacakan oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati itu, Siti menyoroti secara khusus perbaikan indeks kualitas udara di wilayah Tanah Air.

Secara nasional, Indeks Kualitas Udara pada 2023 mencapai 88,67 dari target 84,4 poin, melanjutkan tren yang mengalami peningkatan sejak 2015. Tahun 2023 nilainya mengalami peningkatan 0,61 poin dari 88,06 pada 2022.

Indeks pada 2023 merupakan nilai tertinggi selama lima tahun terakhir, dengan sebanyak 26 provinsi mengalami peningkatan nilai jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Membaiknya indeks kualitas udara pada beberapa provinsi disebabkan oleh berbagai upaya kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat," tuturnya.

Siti juga menyoroti Indonesia berhasil menekan luaskarhutla dan kemunculan titik panas (hotspot) sejak karhutla masif pada 2015 yang berpengaruh terhadap lahan seluas 2,6 juta hektare.

Menteri LHK Siti menyebut terjadi penurunan deforestasi setelah terjadi laju tertinggi pada 1960-1996 sebesar 3,5 juta hektare per tahun, yang menjadi 100 ribu hektare per tahun pada 2022.

"Bahkan tahun 2023 tidak lagi ada asap lintas batas negara yang selama ini dikeluhkan oleh negara tetangga," kata Siti.

Dalam kesempatan itu dia juga mendorong kerja sama dan komitmen dari pemangku kepentingan untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan sehat serta upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yang juga berdampak kepada kualitas udara.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.