Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mentan: Jagung Dalam Negeri Suplus 330 Ribu Ton, Impor 3,6 Juta Ton Disetop

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan upaya pemerintah dalam menggenjot produksi jagung menuai hasil yang memuaskan. Terbukti, produksi jagung hingga saat ini surplus 330 ribu ton dan pemerintah berhasil menyetop impor 3,6 juta ton yang nilainya mencapai 10 triliun rupiah.

"Kita dulu impor 3,6 juta nilai 10 triliun rupiah. Sekarang juga pemerintah putuskan impor 50 ribu ton. Tapi kita sudah ekspor, minggu lalu 370 ribu ton dan sekarang menjadi 380 ribu ton. Hebat kan, dari impor ke ekspor. Poin pentingnya adalah ekspor dikurangi impor, yaitu 380 ribu ton dikurangi 50 ribu ton hasilnya 330 ribu ton, artinya surplus," tegas Amran usai rapat dengan jajaran pejabat lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa (6/11).

Amran menjelaskan kebijakan impor jagung yang dilakukan pemerintah saat ini sebesar 50 ribu ton atau maksimal 100 ribu ton bertujuan untuk melindungi peternak kecil. Pasalnya, perusahaan-perusahaan besar tidak mengimpor gandum untuk pakan yang biasa dicampurkan. Dengan demikian, pemerintah pengeluarkan jatah pasokan jagung untuk perusahan besar sebanyak 200 ribu ton. Dengan kata lain, stok jagung dalam negeri lebih banyak diserap oleh perusahaan besar.

Baca Juga :
Pengelolaan Investasi

"Akhirnya peternak kecil berteriak tapi perusahaan besar diam. Ini diserap masuk tapi tidak beli feedmilk. Peternak kecilnya berteriak karena tidak pakai gandum. Itu yang tidak dipahami, kenapa perlu impor untuk melindungi peternak kecil," terangnya.

Lebih lanjut Amran menegaskan impor jagung yang dilakukan pemerintah hanyalah sebagai buffer stok yakni alat kontrol saja, yakni jagung impor hanya digunakan jika harga pakan mengalami kenaikan tajam. Namun demikian, jika harga turun, pemerintah tidak akan mengelurkan jagung impor tersebut ke pasar.

"Ini baru mau impor 50 ribu ton oleh Bulog, itu pun pemerintah yang impor, bukan dilepas. Kalau harga turun, tidak mungkin dikeluarin, tidak boleh. Jadi impor sebagai alat kontrol saja. Cantik kan. Saya tanya prestasi gak pemerintah? Ini saya tanya. Cuman ada yang saya sedihkan, pemerintah impor lagi. Pembahasanya yang di bawa itu saja, impor 100 ribu ton itu terus yang digoreng. Jadi pembahasanya tidak balance," tegasnya.

Mentan Amran menerangkan pemerintah dalam hal ini Kementan sangat berharap agar Bulog dapat menyerap stok jagung dalam negeri. Namun demikian, stok jagung dalam negeri sudah dikuasai perusahaan besar sejak awal yakni melalui sistem ijon atau dibayar duluan. ikn

Komentar

Komentar
()

Top