Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menohok, Nasehat Kiai Berpengaruh NU Ini untuk Mereka yang Ogah Pakai Masker

Foto : Istimewa

KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab dipanggil Gus Mus, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin yang juga Rais Syuriah PBNU.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Harus diakui salah satu kendala dalam penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini adalah masih banyaknya warga yang abai. Enggan memakai masker. Diperparah pula, masih banyak yang tak percaya ada Covid-19. Dan anti masker.

Tentu hal ini sangat disayangkan. Sebab dengan disiplin memakai masker, kemungkinan akan terpapar Covid-19 akan bisa dihindari. Maka sangat disayangkan jika ada orang yang koar-koar tak percaya Covid-19 dan mengajak warga tak pakai masker. Ini sangat berbahaya. Karena bisa memicu orang yang terpapar Covid-19 akan terus melonjak.

Untuk menyadarkan warga, dalam satu unggahannya di Instagram, akun divisihumaspolri memposting nasehat dari salah seorang kiai sepuh dan berpengaruh di kalangan Nahdliyyin atau Nahdlatul Ulama (NU). Kiai yang dimaksud adalah KH. Ahmad Mustofa Bisri atau akrab dipanggil Gus Mus. Kiai Gus Mus adalah Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin yang juga Rais Syuriah PBNU.

Dalam nasehatnya, seperti yang diunggah akun divisihumaspolri, Kiai Gus Mus mengatakan, mereka yang tidak mau memakai masker adalah orang yang egois. Dia merasa hebat, merasa paling taqwa, merasa paling kuat.

"Dan dia tidak pernah berpikir bahwa ini justru ihtimam kepada orang lain. Itu kepedulian kita kepada saudara kita, kepada orang lain. Kamu sehat, tapi ayahmu? Kakekmu? Apa kamu tidak ingin menjaga mereka?" kata Kiai Gus Mus seperti diunggah akun divisihumaspolri.

Kiai Gus Mus juga mengatakan, "Lho itu sudah takdir dari Allah. Takdir itu kalau sudah terjadi, baru kamu tahu kalau itu takdir. Kalau belum terjadi, kamu tahu dari mana? Oleh karena itu, kita memegang ajaran. Ajarannya adalah dengan ikhtiar, yaitu seperti yang sekarang ini (mematuhi protokol kesehatan)."


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top