Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Covid-19 I Prokes Sarana Pencegahan yang Utama

Menlu Retno Soroti Kesetaraan Akses Vaksin di WEF

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyoroti tentang keadilan dan kesetaraan akses terhadap vaksin Covid-19 di Forum Ekonomi Dunia (WEF), Jumat (29/1).

"Keadilan dan kesetaraan akses terhadap vaksin Covid-19 merupakan isu penting yang harus jadi perhatian seluruh negara," kata Retno.

Retno mengingatkan, dunia bisa kembali pulih jika seluruh negara bekerja sama dengan baik dalam penanganan pandemi.

"Akses vaksin Covid-19 yang adil dan merata bagi semua negara adalah isu yang sangat penting. Bukan hanya bagi negara-negara berkembang, melainkan juga penting untuk negara-negara maju di dunia. Kita akan pulih dan menjadi lebih kuat jika bersama-sama," kata Retno, dalam diskusi panel itu.

Menurut Retno, negara-negara Covax Advanced Market Commitment (AMC) atau AMC-92 telah mendiskusikan isu keadilan dan kesetaraan akses vaksin Covid-19.

AMC-92 merupakan negara berpenghasilan menengah dan rendah yang akan dibantu Covax untuk mendapatkan vaksin gratis.

Indonesia bersama Etiopia terpilih sebagai co-chairs mewakili negara penerima vaksin gratis, sementara Kanada terpilih sebagai co-chairs mewakili negara donor.

Retno menuturkan ada beberapa isu utama terhadap terselenggaranya akses vaksin yang adil dan merata bagi negara-negara, di antaranya ada negara-negara yang melakukan nasionalisasi vaksin.

"Dalam beberapa hari belakangan, saya baca banyak berita bahwa nasionalisasi vaksin masih terjadi. Kalau ini terus berlanjut, ini akan membahayakan kerja sama vaksin multilateral," tutur Retno.

Penanganan Khusus

Selain itu, Retno juga menyinggung soal kesiapan infrastruktur negara-negara berkembang penerima vaksin Covid-19 gratis. Sebab, vaksin membutuhkan penanganan khusus.

"Ini bukan perkara mudah. Karena kebanyakan vaksin yang akan didistribusikan ke negara-negara AMC-92 membutuhkan ultra cold chain," tutur dia.

"Pertanyaannya adalah, apakah negara-negara tersebut memiliki infrastruktur tersebut? Juga ada isu regulasi yang jadi tantangan lain bagi negara AMC-92," ujar Retno.

Selain itu, Retno menyampaikan apresiasi kepada Covax, Gavi, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memfasilitasi kerja sama multilateral pengadaan vaksin Covid-19 bagi negara-negara berkembang.

Ia mengatakan vaksin Covid-19 merupakan isu kemanusiaan. Ia berharap kerja sama antarnegara diperkuat.

"Saya minta untuk berhenti politisasi vaksin, berhenti nasionalisasi vaksin, kita harus terus mengingatkan diri kita bahwa vaksin adalah isu kemanusiaan. Vaksin bukan isu politis. Saya berharap kerja sama multilateral pengadaan vaksin ini berjalan lancar," tegas Retno.

Telah Diantisipasi

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, memberikan tanggapan atas pendapat ahli yang memperkirakan fasilitas kesehatan di Jawa dan Bali kolaps jika kasus Covid-19 terus bertambah. Menurut Wiku, pemerintah telah mengantisipasi kemungkinan tersebut.

"Seperti menambah fasilitas tempat tidur di RS daerah, menambah jumlah tenaga kesehatan maupun mengefektifkan distribusi tenaga kesehatan lewat sistem penanggulangan gawat darurat terpadu," ujar Wiku, Jumat.

n jon/ola/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Yohanes Abimanyu, Yolanda Permata Putri Syahtanjung, Antara

Komentar

Komentar
()

Top