Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Menlu AS Meminta Beijing Waspada soal Penjualan Teknologi Tiongkok ke Russia

Foto : PEDRO PARDO / AFP

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken, meminta Beijing waspada terhadap kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menyediakan peralatan teknologi kepada Russia yang berpotensi digunakan untuk perang di Ukraina.

Dalam konferensi pers setelah pertemuannya dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di Beijing, Senin (19/6), Blinken mengatakan bahwa AS dan para sekutu telah mendapat jaminan dari Beijing bahwa mereka tidak pernah dan tidak akan memberikan bantuan senjata mematikan ke Russia untuk digunakan di Ukraina.

"Namun, yang terus kami khawatirkan adalah perusahaan-perusahaan swasta di Tiongkok yang mungkin menyediakan teknologi yang dapat digunakan Russia untuk meningkatkan agresinya di Ukraina," katanya seperti dikutip dari transkrip resmi yang dirilis Departemen Luar Negeri AS.

Blinken bertemu dengan para pejabat dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, selama kunjungan dua hari ke Beijing. AS dan Tiongkok, katanya, sepakat menstabilkan hubungan agar tidak berujung menuju konflik.

Namun, pertemuan tersebut gagal menghasilkan terobosan besar untuk menurunkan ketegangan antara Washington dan Beijing.

Blinken menyebut Tiongkok menolak untuk membuka kembali jalur komunikasi militer ke militer antarkedua negara. Dalam setiap pertemuannya di Beijing, Blinken mengangkat isu-isu kontroversial, seperti Taiwan, Laut Tiongkok Selatan, perang Russia di Ukraina, dan peluncuran rudal Korea Utara.

Terkait Taiwan, Blinken menyatakan AS mendukung kebijakan "satu Tiongkok" yang telah ada sejak lama. "Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Kami tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo oleh kedua belah pihak," katanya.

Tujuan Ekspor

Pakar resolusi konflik Hubungan Internasional dari Universitas Brawijaya, Malang, Adhi Cahya Fahadayna, mengatakan peringatan Blinken tersebut beralasan mengingat hubungan kerja sama Tiongkok-Russia yang terjalin selama ini.

"Kekhawatiran AS terhadap Tiongkok memiliki alasan yang kuat. Ini disebabkan kontribusi Tiongkok pada Russia cukup besar, utamanya pada bidang ekonomi. Tujuan ekspor Russia yang utama sampai saat ini adalah Tiongkok. Seiring dengan sanksi ekonomi yang diberikan kepada Russia, pertumbuhan perdagangan Tiongkok dan Russia meningkat terus dan makin signifikan hingga saat ini.

Kedua, tentang majunya teknologi militer Tiongkok yang bisa dikatakan sebagai negara yang paling mendominasi tekonologi militer di Asia. Tentu dengan perdagangan antara Russia Tiongkok yang begitu besar dan signifikan bisa digunakan untuk melaksanakan transaksi perdagangan peralatan militer," katanya.

Relasi Russia dan Tiongkok, jelasnya, sangat dekat jika ditinjau dari aspek politik dan ekonomi internasional, dan sudah menjadi hal yang lumrah jika Tiongkok dan Russia bekerja sama di berbagai bidang, termasuk di bidang militer.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top