Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menko PMK Dorong Jamu Sukoharjo Go International

Foto : ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy (kanan) didampingi Kepala BPOM Penny K Lukito (dua dari kanan) saat menyerahkan serttifikat CPOTB kepada pelaku UMKM obat tradisional dan jamu di pendopo Pemkab Sukoharjo, Jumat (9/10).

A   A   A   Pengaturan Font

SUKOHARJO - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mendorong para pelaku usaha obat tradisional dan jamu produksi Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah, bisa tembus ke pasar internasional.

"Saya ingin produk obat tradisional dan jamu-jamu asal Sukoharjogo internasional, dan hal ini, sangat mungkin dilakukan dengan diserahkan sertifikat Cara Pembuat Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) kepada para pelaku usaha," kata Menko PMK usai acara penyerahan BPOTB kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) obat Tradisional dan Jamu di Pemkab Sukoharjo, Jumat (9/10).

Namun, kata Menko PMK, yang terpenting bagaimana meningkatkan kualitas secara terus menerus agar tetap dijaga oleh para pelaku UMKM. Bahkan, kerja sama antara petani tanaman obat dan pengusaha jamu, serta didukung Perguruan Tinggi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta mulai dari kemasan hingga pemasarannya.

"Kami yakin produk jamu asal Sukoharjo khususnya dan Jateng umumnya dapat menguasai pasar dalam negeri hingga go internasional," kata Menko.

Menko mengatakan Sukoharjo merupakan salah satu sentra produksi obat tradisional jamu, satu hal yang luar biasa. Sukoharjo ini, pertama kali pembagian secara massal sertifikat CPOTB obat tradisional dan jamu, serta kemudian akan dilakukan di seluruh Indonesia.

Pemerintah memang sedang berupaya mengarah utamakan obat tradisional dan jamu-jamuan itu, menjadi prioritas di Indonesia. Hal ini, untuk mengurangi ketergantunganIndonesia terhadap obat-obatan impor termasuk bahan bakunya.

"Lebih dari sekitar 90 persen bahan baku obat di Indonesia itu, impor. Sementara, Indonesia begitu kaya dengan floura fauna yang bisa menjadi sumber bahan baku obat, selama ini tidak pernah dimanfaatkan," kata Menko. Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top